Militer AS menilai film dokumenter tentang kegiatan unit medis perang Irak akan menimbulkan persoalan mental bagi para penontonnya. Untuk itu, menjelang pemutaran film Baghdad ER di jaringan tv kabel HBO pada hari Minggu mendatang, pihak militer AS sudah mengeluarkan peringatan pada para pasukan dan keluarganya.
Pasalnya film yang menjadi Home Box Office akan menayangkan gambaran-gambaran tentang perang Irak dari para dokter dan perawat yang mengalami trauma, bahkan menayangkan bagaimana proses amputasi dilakukan.
Pembuat film tersebut, John Alpert mengakui bahwa filmnya memang menampilkan peristiwa-peristiwa yang bisa mengguncangkan jiwa, meski sudah diperhalus. "Beberapa adegan yang nyata agak sedikit terlihat brutal. Dua hari saya berada di lokasi, saya menyaksikan empat proses amputasi," ujar Alpert.
Pemutaran film Baghdad ER sudah dilakukan untuk kalangan terbatas di Washington pada Senin (15/5). Di seluruh AS, film ini akan diputar di 22 instalasi militer AS. Namun para petugas kesehatan militer AS mengungkapkan kekhawatirannya, film ini akan memicu reaksi yang kurang baik dari para anggota militer AS yang menderita gangguan pascatrauma perang di Irak.
Seorang ahli bedah umum, Letnan Jenderal Kevin Kiley sudah mengirimkan memo pekan kemarin untuk mengingatkan bahwa fim tersebut bisa membangkitkan kenangan dan mimpi buruk, terutama bagi mereka yang sanak keluarganya sedang bertugas di Irak atau mereka yang telah kehilangan orang yang dicintainya dalam perang Irak.
Film Baghdad ER merupakan hasil rekaman aktivitas para petugas medis yang merawat para korban luka akibat terkena ledakan di 86th Combat Support Hospital di Irak. Rekaman itu dilakukan selama dua bulan. Para pembuat film dokumenter ini, Alpert dan Matthew O’Neill diberi akses untuk mengambil gambar-gambar di rumah sakit tersebut dan untuk itu Alpert mengatakan,"Ini merupakan film yang patriotis."
"Film ini menunjukkan konsekuensi yang sebenarnya dari sebuah perang. Rakyat AS belum pernah mendapatkan kesempatan untuk bisa melihat konsekuensi-konsekuensi itu. Film ini menampilkan sikap kepahlawanan para tentara dan anda tidak bisa memahami sikap heroik para dokter dan tentara itu sampai anda melihat kengerian yang mereka hadapi setiap hari," kata Alpert enteng. (ln/aljz)