Para pemuka Muslim di Kenya membantah berita yang kini marak di negeri itu, bahwa kelompok oposisi akan menerapkan hukum Syariah jika menang pemilu. Mereka menyatakan bahwa wacana itu hanya propaganda semata.
Para tokoh lembaga Forum Pemuka Muslim Nasional mengatakan, mereka membuat kesepakatan dengan Gerakan Demokratik Oranye untuk mengakhiri diskriminasi terhadap warga Muslim, dan bukan berencana menerapkan hukum Islam di Kenya.
Namun para pimpinan agama Kristen di negeri itu, sudah mengeluarkan desakan agar Forum itu membeberkan secara terbuka kesepakatan tersebut untuk meredam kemarahan dan spekulasi di masyarakat menjelang pemilu bulan Desember mendatang.
Dari 34 juta jumlah penduduk Kenya, diperkirakan sepertiganya adalah warga Muslim. Merespon tuntutan para pemuka agama Kristen, tokoh-tokoh Muslim Kenya memutuskan untuk menjelaskan kesepakatan mereka dengan Gerakan Demokratik Oranye. Kesepakatan itu, sebenarnya sudah tersebar luas lewat internet, yang isinya mengklaim bahwa pimpinan Gerakan Demokratik Oranye, Odinga bersumpah untuk menerapkan hukum Islam di wilayah yang mayoritas warganya Muslim.
"Ada ketakutan bahwa warga Muslim akan memaksakan agamanya pada warga lain. Islam tidak membenarkan adanya penindasan terhadap agama lain, " kata Abdullahi Abdi dari Forum Pemuka Muslim Nasional membantah kekhawatiran itu.
Selain menandatangani nota kesepahaman pada bulan Agustus kemarin, Odinga juga menegaskan bahwa ia akan membela warga Muslim dari pelecehan dan melindungi warga Muslim agar tidak menjadi korban aparat keamanan yang menggunakan dalih memerangi terorisme.
Odinga berjanji, jika partainya menang, ia akan membentuk tim inevstigasi untuk menyelidiki penangkapan dan pemindahan orang-orang Islam Kenya ke Somalia, Ethiopia dan kamp penjara AS di Guantanamo.
Polling terakhir menunjukkan 45 persen responden mendukung Raila Odinga dan 43 persen mendukung Mwai Kibaki, yang sekarang menjabat Presiden Kenya dari Partai Persatuan Nasional. (ln/bbc)