Pemuka Muslim Australia Desak Paus Benediktus Jadi Jembatan Gap Kristiani-Muslim

Pemuka Muslim Australia Syaikh Muhammadu Saleem mendesak Paus Benediktus XVI mengajak umat Kristiani untuk menghentikan "konsepsi yang salah dan prasangka buruk" terhadap umat Islam.

Saleem yang juga anggota eksekutif Australian National Imams Council pada Paus Benediktus mengatakan, umat Islam, umat Kristen dan penganut agama lainnya akan hidup damai jika mereka saling memahami satu sama lain. "Umat Islam harus lebih iklusif dan lebih universal dalam memahami agamanya. Pada saat yang sama, umat Kristiani dan komunitas agama lainnya selayaknya menghapus pandangan yang salah dan prasangka buruk terhadap Islam dan Muslim, " kata Saleem.

Paus Benediktus sedang berada di Australia dalam rangka Hari Pemuda Kristen Se-dunia. Menanggapi permintaan Saleem, Paus mengatakan bahwa pihak gereja khususnya Gereja Katolik sangat ingin mendapatkan kesempatan untuk mendengarkan pengalaman spiritual dari agama lain dalam konteks untuk meningkatkan hubungan dengan umat agama lain, terutama umat Islam.

Hubungan Muslim-Katolik menegang ketika Paus Benediktus dalam ceramahnya di Regenburg, Jerman tahun 2006 lalu mengatakan bahwa agama Islam adalah agama kekerasan dan tidak rasional. Pernyataan Paus memicu protes umat Islam di dunia.

"Tidak fair menyebut Islam sebagai agama kekerasan, " kata Saleem ketika ditanya para wartawan apakah "luka" Regensburg itu masih terasa dalam pertemuannya dengan Paus. Meski demikian, Saleem menyatakan setuju dengan seruan Paus agar seluruh umat beragama bersatu dalam memerangi terorisme dan menyelesaikan konflik dengan cara yang damai.

Di Australia sendiri, hubungan antara warga Muslim dengan warga mayoritas Kristen di Australi tidak bisa dikatakan mulus disebabkan oleh beberapa sebab, mulai dari peristiwa serangan 11 September 2001 di AS sampai soal perang Irak di mana Australia ikut mengirimkan pasukan untuk memperkuat pasukan koalisi pimpinan AS.

Insiden kerusuhan di Cronulla Beach pada bulan Desember 2005, membuat warga setempat menyerang orang-orang yang bertampang Timur Tengah. Mereka diyakini sebagai warga Muslim yang ingin menguasai pantai itu.

Kemudian pada tahun 2007, warga lokal di pinggiran kota Sydney menancapkan dua kepala babi dan mengikatkan bendera di lokasi yang rencananya akan dibangun sekolah Islam. Mereka tidak senang dengan rencana pembangunan sekolah Muslim itu. (ln/al-arby)