Pemimpin Sayap Kanan Perancis Serukan Larangan Jilbab dan Kupluk Yahudi

Pemimpin Sayap Kanan Perancis Serukan Larangan Jilbab dan Kupluk Yahudi

Pemimpin sayap kanan Perancis Marine Le Pen Jumat kemarin (21/9) untuk melarang pemakaian jilbab dan kupluk Yahudi di masyarakat Perancis, sehingga menambah ketegangan agama yang dipicu oleh kartun Nabi Muhammad.

Dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Le Monde Pen, Le menyerukan penutp kepala berdasarkan agama harus dilarang di toko-toko, di angkutan umum dan di jalanan.

Ditanya apakah larangan tersebut harus diterapkan pada kupluk Yahudi, yang dikenal sebagai kippah atau yarmulke, serta jilbab, ia berkata: “Sudah jelas bahwa jika jilbab dilarang, kippah juga dilarang di tempat umum juga.”

Le Pen, yang mengejutkan elit Perancis dengan memenangkan hampir 18% pada putaran pertama pemilihan presiden tahun ini, juga mengulangi seruannya untuk larangan shalat di tempat publik, larangan makanan halal di sekolah-sekolah dan pembiayaan pemerintah asing terhadap masjid di Prancis.

Namun Presiden Francois Hollande mengecam pernyataannya, dan menolak seruannya tersebut.

Jean-Francois Cope, yang memimpin partai sayap kanan, mengatakan Le Pen menunjukkan hanya memiliki sedikit pemahaman terhadap tradisi sekuler Perancis.

“Marine Le Pen ingin melarang simbol-simbol agama di jalanan, dimulai dengan jilbab dan kippah. Dengan melakukan hal ini, menunjukkan bahwa dia tidak mengerti tentang sekularisme. Sekularisme bukanlah penghapusan semua ekspresi keagamaan di dalam masyarakat.”(fq/afp)