Seorang pemimpin Salafi Tunisia telah menyatakan perang terhadap partai An-Nahdhah (Ennahda), mengatakan penguasa negara dan sekutu mereka ingin pemilu diselenggarakan di atas reruntuhan dan mayat gerakan Salafi.
Selama acara bincang-bincang televisi Kamis malam lalu, Nasreddine aloui meminta pemuda Tunisia untuk mempersiapkan hidup mereka dalam memerangi partai Ennahda.
Aloui adalah Imam baru dari masjid al-Nour di kota Douar Hicher, distrik Manouba. Pendahulunya, Khaled Karaoui, meninggal dunia pada hari Kamis lalu setelah mengalami cedera selama serangan Salafi pada dua pos polisi awal pekan ini.
Seruan Aloui menarik kritik tajam dari Menteri Dalam Negeri Ali Larayedh dan Menteri Hak Asasi Manusia Samir Dilou, keduanya adalah anggota Ennahda yang juga hadir dalam acara bincang-bincang televisi tersebut.
“Ini semacam pembicaraan yang berbahaya karena bisa menjadi pertumpahan darah. Anda tidak menyadari bahwa kata-kata Anda seperti peluru,” Kata Larayedh.
Dilou mencela hasutan untuk kebencian Aloui, mengatakan Salafi radikal tidak memenuhi syarat untuk menjadi Imam.
Tunisia telah mengalami sejumlah serangan oleh beberapa aktivis Salafi terhadap pasukan keamanan dan acara-acara kebudayaan sejak penggulingan diktator yang didukung Barat Zine El Abidine Ben Ali setelah terjadinya revolusi rakyat di negara itu pada bulan Januari 2011.
Pihak oposisi menuduh pemerintah gagal untuk membendung kekerasan yang dilakukan oleh kelompok salafi, namun pemerintah telah berjanji untuk menindak para pelaku di balik serangan.
Tunisia akan melakukan pemungutan suara pada bulan Juni tahun depan untuk memilih presiden dan parlemen baru.(fq/prtv)