Pemimpin Revolusi Islam Iran: AS Harus Minta Maaf Dulu Pada Bangsa Iran

Pemimpin Revolusi Islam Ayatullah Syed Ali Khamenei menegaskan, AS harus minta maaf dulu atas perbuatannya terhadap Iran jika mau memulihkan hubungan dengan Iran, yang terputus sejak pecah revolusi Islam di Iran tahun 1979.

Menurut Khamenei, pertikaian antara Iran dengan AS lebih dari sekedar perbedaan pandangan dalam berbagai isu politik dan kebencian rakyat Iran terhadap AS adalah akibat ulah AS yang melakukan berbagai rencana jahat terhadap Iran selama lebih dari 50 tahun belakangan ini.

"Sikap para politisi AS sangat mengecewakan, karena tidak pernah menunjukkan penyesalan atas sikap anti-Iran mereka. Mereka malah terus bersikap arogan terhadap bangsa Iran," kata Ayatullah Ali Khamenei saat berpidato di hadapan cendikiawan dan mahasiswa Iran hari Rabu kemarin.

Ia menambahkan, AS menerapkan kebijakan jahat terhadap Iran sejak kemenangan revolusi Islam. AS berharap, dengan mengisolasi Iran, Iran akan kembali berada di bawah pengaruh AS. Tapi upaya AS tidak pernah berhasil, apalagi dalam situasi seperti sekarang ini ketika AS sedang dilanda krisis.

Iran menuding AS bertanggung jawab atas kudeta tahun 1953 terhadap perdana menteri Iran Mohammad Mossadeq yang terpilih secara demokratis. Kudeta itu dicurigai didalangi oleh CIA, yang mengantarkan rezim Shah Iran Mohammad Reza Pahlevi yang pro-Barat ke kursi kekuasaan. Namun pemerintahan Shah Iran berhasil ditumbangkan lewat revolusi Islam Iran pada tahun 1979.

AS yang selama ini bersikap keras terhadap Iran, mulai mengisyaratkan untuk melakukan dialog dengan Iran setelah negara itu dilanda krisis ekonomi. Kandidat presiden AS dari Partai Demokrat Barack Obama mengatakan siap menjalin melakukan diplomasi langsung untuk menyelesaikan pertikaian nuklir dengan Iran, jika ia terpilih sebagai presiden AS. (ln/prtv)