Pemimpin Hizbullah Puji Hasil Investigasi Komisi Winograd

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menyatakan, dirinya menghargai sikap Israel yang mau mengkritik dirinya sendiri dan belajar dari kesalahan.

Dalam pidato yang disiarkan TV Al-Manar, Nasrallah menyatakan menghormati pengakuan Israel bahwa tentaranya sudah kalah dalam perang melawan pasukan Hizbullah di Libanon tahun 2006 lalu.

"Ketika perdana menteri musuh membentuk sebuah komisi untuk menginvestigasi perang kedua, itu sikap terhormat. Lebih terhormat lagi, ketika komisi yang ditugaskan oleh Olmert, menyatakan Olmert bersalah dan menggunakan kata-kata yang tajam dalam menjelaskan performa Olmert dan tindakannya selama peperangan, " tukas Nasrallah, Rabu (2/5).

Komisi Winograd pada Senin kemarin merilis laporan sementara hasil investigasinya terhadap perang Israel-Hizbullah di Libanon tahun 2006. Laporan itu mengatakan bahwa Israel kalah dalam perang tersebut dan gagal mencapai tujuan perang yaitu membebaskan dua prajurit Israel yang ditawan para pejuang Hizbullah.

Nasrallah menyatakan senang Israel akhirnya sepakat dengan analisanya bahwa negara Zionis itu telah gagal mengalahkan pejuang Hizbullah.

"Hasil pertama yang penting dari komisi ini adalah, Israel akhirnya secara resmi mengakui kekalahan sekaligus kemengan (Hizbullah), komisi ini bicara soal kekalahan besar. Hari ini, iklim tentang entitas Zionis secara keseluruhan adalah, bahwa perang mereka menemui kegagalan" ujar Nasrallah.

Menurutnya, publik dan kekuatan politik di Israel telah bertindak cepat untuk menyelamatkan negara, entitas, militer dan eksistensinya di tengah krisis.

Perang Israel-Hizbullah berlangsung selama 34 hari, yang dipicu oleh ditawannya dua prajurit Israel oleh para pejuang Hizbullah. Hizbullah menyatakan, penculikan itu dilakukan untuk membebaskan warga Palestina di penjara-penjara Israel, di mana dua prajurit Israel itu akan dimanfaatkan untuk barter tawanan.

Namun Israel menolak bernegosisasi dan memutuskan untuk melakukan serangan udara ke posisi-posisi Hizbullah di Libanon. Tetapi serangan Israel malah merusak infrastruktur di Libanon, seperti rumah-rumah penduduk, jalan-jalan dan jembatan serta menelan banyak korban warga sipil Libanon. Sedikitnya 1. 200 warga sipil Libanon tewas akibat serangan Israel. Israel baru berhenti menyerang setelah PBB mengeluarkan resolusi gencatan senjata. (ln/aljz)