Pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah membantah tudingan Presiden AS, George W. Bush yang mengatakan bahwa Hizbullah dan aliansinya Iran serta Suriah sebagai penyebab kekacauan di Libanon. Sebaliknya, Nasrallah menuding Bush-lah yang telah menciptakan kekisruhan di negaranya.
Nasrallah menuduh AS telah memerintahkan Israel untuk melakukan serangan ke Libanon tahun lalu.
"Orang yang menimbulkan kekacauan di Libanon, yang menghancurkan Libanon, yang membunuh anak-anak dan kaum perempuan, tua-muda di Libanon adalah George W. Bush dan Condoleezza Rice (Menlu AS), yang telah memerintahkan Zionis mengobarkan perang dengan Libanon, " kata Nasrallah dalam pidatonya di acara puncak peringatan hari Asyura di Beirut, Selasa (30/1).
Menurutnya, orang yang harus dihukum, yang harus diadili adalah orang yang memerintahkan perang terhadap Libanon.
"Bush ingin menghukum kalian, karena kalian melakukan perlawanan, dia ingin menghukum kalian karena kalian menang, " ujar Nasrallah di hadapan massa Muslim Syiah yang mengikuti peringatan hari Asyura.
Nasrallah melanjutkan, "Bush tahu… Dan kita mengatakan kembali padanya dan seluruh dunia harus mendengarkan, bahwa kita adalah bangsa tidak mau dikalahkan dan dipermalukan. "
Pernyataan Nasrallah itu disambut dengan teriakan massa yang mengenakan ikat kepala warna hijau dengan teriakan, "Kita tidak akan pernah dipermalukan. "
Masyarakat Muslim Syiah sejak Selasa (30/1) pagi sudah berduyun-duyun menuju kota Beirut. Di antara mereka membawa bendera-bendera berwarna kuning, merah dan hitam sambil meneriakkan slogan-slogan religius serta kecaman terhadap Amerika dan Israel.
"Death to Amrica, death to Israel, " sambil memukul-mukul dada. (ln/aljz)