Pemimpin Hamas Khalid Misyaal memberikan peringatan pada Israel, agar bersiap diri menghadapi lagi gerakan intifadhah rakyat Palestina, jika situasi di Jalur Gaza dan Tepi Barat tidak menunjukkan perubahan.
Ia mengatakan, berlanjutnya embargo dunia internasional terhadap pemerintah Palestina dan aksi-aksi militer Israel, akan menjadi katalisator munculnya gerakan perlawanan rakyat Palestina.
"Kondisi sekarang ini akan memberikan alasan bagi ledakan dahsyat, yang tidak hanya mempengaruhi rakyat Palestina, tapi juga akan mempengaruhi seluruh kawasan, terutama entitas Zionis, " kata Misyaal dalam wawancara yang dimuat surat kabar Palestina al-Ayyam, edisi Senin (30/4).
"Saya mengingatkan dan mengatakan bahwa saya melihat situsi sekarang ini mengarah pada kondisi di masa akhir tahun 1990-an yang membuka jalan bagi aksi intifada al-Aqsa. Saya peringatkan dan di bawah kata "peringatan" ini saya bubuhkan garis merah, " tukasnya.
Dalam wawancara itu, Misyaal membela tindakan sayap militer Hamas, Brigade Izzuddin Al-Qassam yang meluncurkan roket-roketnya ke wilayah Israel. Ia menegaskan bahwa roket-roket tersebut adalah tindakan balasan atas terbunuhnya warga Palestina oleh tentara Israel.
Meski demikian, Misyaal mengungkapkan harapannya, gencatan senjata diperluas bukan hanya di Gaza tapi juga di Tepi Barat, di mana Israel harus menghentikan semua aksi-aksi kekerasannya di kedua wilayah itu. (ln/aljz)