Pemilu Turki, Event Politik Paling Istimewa untuk Kaum Perempuan

Pemilu Turki yang bakal digelar 22 Juli mendatang, bisa disebut pemilu yang istimewa. Komunitas perempuan secara mencolok menjadi perhatian seluruh partai politik yang berlaga dalam pesta demokrasi itu.

Utamanya adalah Partai Keadilan dan Pembangunan yang begitu memperhatikan konstituen perempuan dalam sejumlah kampanyenya.

Seperti dilaporkan oleh majalah Christian Science Monitor, sejumlah aksi kampanye berbagai partai politik mengangkat isu perempuan, Isinya, antara lain membolehkan kaum perempuan Turki memiliki peran politik yang lebih besar sesuai jumlah perwakilan perempuan di negeri itu.

Hampir seluruh partai politik yang ada, telah mencantumkan sejumlah nama perempuan untuk terjun dalam kompetisi pemilu dengan target, memperbaiki imej partai sebagai sahabat perempuan.

Seorang perempuan pebisnis bernama Eisigol Toniser, yang juga menjabat wakil kepala cabang partai Keadilan dan Pembangunan yang berpusat di Istanbul mengatakan, “Pemilu ini memang khusus dan istimewa dari pemilu lainnya, karena semua partai politik menyadari posisi kaum perempuan. Ini memang bisa dilihat dari dunia bisnis dan berbagai ruang di Turki, terdapat kaum perempuan yang telah memainkan peran penting dalam 10 tahun terakhir. Dan partai politik pun telah menyadari fenomena ini, ” jelasnya.

Partai Keadilan dan Pembangunan Turki, dalam pemilu ini mencantumkan calon anggota parlemennya yang ditetapkan bulan Juni lalu, sebanyak 63 orang perempuan, atau sama dengan 11% dari total caleg yang ditetapkannya. Diikuti oleh Parti Rakyat Demokratik sebagai partai oposisi beraliran sekuler yang menetapkan 10% calegnya adalah perempuan.

Meski Partai Keadilan dan Pembangunan sebagai partai yang paling banyak mencantumkan caleg perempuan, tapi sejumlah lembaga dan organisasi Perempuan tak bisa menutup kekecewaannya, karena menurut mereka Partai penguasa Turki itu masih belum sesuai harapan. Mereka ingin, caleg perempuan bisa ada di setiap daerah pemilihan (dapil) di Turki yang jumlahnya 81 dapil.

Partai Keadilan dan Pembangunan sendiri, baru kali ini menetapkan caleg perempuan dalam jumlah yang begitu besar. Para pimpinan partai menghendaki perluasan keterlibatan kaum perempuan dalam wilayah politik dalam negeri.

Menurut harian yang sama, sejarah politik Turki membolehkan kaum perempuan memberikan suara dalam pemilu sejak tahun 1934, yang berarti memelopori penghargaan perempuan di bidang politik sebelum banyak negara Eropa modern melakukannya. Tapi sampai sekarang, ternyata Turki termasuk negara yang paling sedikit memiliki aleg perempuan, di mana kaum perempuan hanya mewakili 4, 4% saja dari total anggota parlemen yang berjumlah 550 orang. (na-str/iol)