Pemilu Libanon disusupi Israel. Hari Rabu kemarin, aparat keamanan Libanon menangkap dua perempuan Israel di Bandara Beirut saat akan meninggalkan Libanon.
Kedua perempuan Israel kakak beradik yang ditangkap itu diidentifikasi bernama Josephine, 67 tahun dan Georgette Mussa, 69 tahun. Keduanya masuk ke Libanon menjelang pemilu di negeri itu tanggal 7 Juni kemarin. Kakak beradik asal Israel itu ditangkap karena dicurigai sudah ikut serta memberikan suaranya secara tidak sah dalam pemilu karena keduanya bukan warga negara Libanon.
Dua bersaudara yang tinggal di Israel itu kini masih diinterogasi oleh aparat keamanan Libanon. Georgette dilaporkan mengakui bahwa ia sudah ikut memberikan suaranya di salah satu tempat pemungutan suara di Beirut dalam pemilu yang digelar awal pekan lalu. Tapi Josephine yang memegang paspor AS dan paspor Libanon menolak tuduhan itu.
Sebulan sebelum pelaksanaan pemilu, aparat militer dan intelejen Libanon memang gencar melakukan operasi untuk membongkar jaringan mata-mata Israel di Libanon. Selama operasi tersebut, aparat Libanon menangkap 68 orang yang dicurigai sebagai bagian dari jaringan mata-mata Israel, 10 orang diantaranya sudah dinyatakan sebagai tersangka oleh pengadilan militer Libanon.
"Mereka didakwa telah berkolaborasi dengan pihak musuh, yaitu Israel demi uang. Mereka memberika informasi tentang posisi militer dan warga sipil Libanon pada Israel," kata seorang pejabat hukum di Libanon.
Pemilu Libanon sendiri dimenangkan oleh koalisi pemeritah Aliansi 14 pimpinan Saad Hariri, putera dari Rafiq Hariri, mantan perdana menteri Libanon yang tewas oleh serangan bom. Aliansi 14 merupakan koalisi yang didukung oleh negara-negara Barat. (ln/prtv)