Pemerintahan Bush Masih "Memata-Matai" Warga Muslim dan Masjid-Masjid

Warga Muslim AS memprotes sikap pemerintah AS yang masih terus memata-matai aktivitas ibadah di masjid-masjid. Sejumlah organisasi hak sipil di AS, mendesak DPR dan Senat AS untuk melakukan dengar pendapat atas kegiatan "mata-mata" otoritas pemerintah terhadap warga Muslim.

Media massa di Negeri Paman Sam baru-baru ini menurunkan laporan tentang tindakan otoritas negara bagian California yang memantau dengan ketat masjid-masjid yang ada di wilayah itu. Surat kabar Union Tribune yang terbit di San Diago misalnya, dengan mengutip sejumlah arsip-arsip pemerintah dalam laporannya menyebutkan bahwa agen-agen FBI memantau masjid-masjid di kota-kota di San Diego dan Los Angeles termasuk California.

Union Tribune menyebut Islamic Center San Diego sebagai salah satu tempat kegiatan warga Muslim yang diawasi pemerintah. Dikonfirmasi atas berita berita ini, seorang juru bicara FBI menolak berkomentar dan mengatakan bahwa mereka secara berkala sering melakukan dialog dengan warga Muslim dengan menggelar pertemuan-pertemuan bersama warga kota setempat.

Berita bahwa pemerintah AS menerapkan kebijakan "memata-matai" warga Muslim sebenarnya bukan berita baru lagi. Sejak peristiwa serangan 11 September, Presiden George W. Bush memberikan otorisasi kegiatan "mata-mata" itu. Warga Muslim AS sudah lama menyampaikan keluhan atas tindakan FBI yang sering menginterogasi warga Muslim yang datang ke masjid atau mendengarkan ceramah imam-imam masjid.

Tapi laporan-laporan terbaru media massa AS, membuat warga Muslim di California berang. "Kami sudah mendengar tentang berita ini sejak lama, tapi artikel itu memberikan kepastian yang baru pertama kali muncul tentang adanya pemantauan, " kata Corey Saylor, juru bicara Council on American-Islamic Relation (CAIR) pada The Los Angeles Times edisi Kamis (29/5).

Tindakan otoritas AS yang "memata-matai" masjid-masjid dan aktivitas warga Muslim, mendorong sejumlah organisasi perlindungan hak sipil meminta DPR dan Senat AS agar membahas masalah ini.

American Civil Liberties Union (ACLU) bergabung dengan Islamic Shura Council of Southern California serta CAIR cabang Anaheim dan San Diego sudah mengirimkan surat resmi ke ketua Komite Hukum Senat dan Komite Reformasi Pemerintah DPR AS agar segera mendengar rapat dengar pendapat dengan pemerintah.

Dalam surat itu, mereka mengatakan bahwa rapat dengar pendapat diperlukan mengingat makin meluasnya kegiatan "mata-mata" itu dan untuk memutuskan apakah orang harus dimata-matai karena dia seorang Muslim.

Para pengacara yang aktif di ACLU kerap melakukan kunjungan ke masjid-masjid dan meminta para jamaah masjid untuk tidak memberikan jawaban jika ada agen FBI yang menanyai mereka.

"Banyak kecurigaan yang diarahkan pada komunitas Muslim, " kata Ramona Ripston, direktur eksekutif ACLU untuk Southern California.

Saat ini ada sekitar enam sampai tujuh juta Muslim di AS. Survei yang dilakukan Pew Research Center dan Pew Forum tahun 2007 lalu menunjukkan adanya kecenderungan meningkatnya sikap negatif terhadap Muslim dan Islam, pengetahuan mayoritas orang Amerika tentang Islam dan Muslim sangat minim. (ln/iol)