Pemerintahan AS Berada di Bawah Cengkeraman Kelompok Pro-Israel

Peran "Israel" di balik pemerintahan Amerika Serikat, makin transparan. Mereka bergerak melalui tokoh-tokohnya di AS yang tergabung dalam kelompok lobi pro- Israel "American Israel Public Affair Committe (Aipac)."

Aipac berperan sebagai kelompok penekan agar seluruh elemen pemerintahan AS pro- Israel.

Surat kabar New York Times menyebut Aipac sebagai organisasi yang paling penting dalam mempengaruhi hubungan AS dengan Israel dan Aipac merupakan salah satu dari tiga organisasi penekan yang paling kuat di Washington DC.

Aipac didirikan tak lama setelah tokoh-tokoh Israel mengklaim berdirinya negara Israel pada tahun 1948 dan saat ini, Aipac memiliki anggota sebanyak 100 ribu orang. Selama menjalankan misinya, Aipac berhasil membujuk AS untuk memberikan bantuan milyaran dollar pada Israel, termasuk bantuan untuk membeli persenjataan-persenjataan militer terbaru.

Kepala biro surat kabar The Forward-surat kabar Yahudi AS-Nathan Guttman mengungkapkan, Aipac menjadi sangat berpengaruh karena organisasi itu berasal dari kalangan akar rumput. "Pertama kali seorang anggota Kongres datang ke Washington, maka dia sudah tahu apa itu Aipac, dia kemudian bertemu dengan para aktivis di daerah pemilihannya, dan dia tahu apa artinya menjadi pro-Israel, " ujar Guttman.

Aipac tidak pernah melakukan kampanye langsung, namun organisasi ini bisa menghabiskan jutaan dollar untuk melakukan lobi-lobi profesional dan mengongkosi kunjungan para politisi ke Israel.

Dalam dua putaran pemilu kemarin, kelompok-kelompok pro-Israel sudah mengeluarkan dana sebesar sembilan juta dollar untuk sejumlah kandidat anggota Kongres. Dari jumlah uang itu, diperkirakan setengahnya mengalir ke para kandidat dari Partai Demokrat.

Massie Ritsch, analis di Centre for the Responsive Government-yang memantau aktivitas Aipac-mengatakan, di antara negara-negara asing lainnya, kelompok lobi pro-Israel ini merupakan kelompok yang paling kuat dalam melakukan lobi dengan pemerintahan federal.

"Anggota-anggota Kongres makin sering berkunjung ke Israel dalam dua tahun belakangan ini, bahkan lebih sering ke Israel daripada di Chicago, di dalam negeri kita sendiri. Israel merupakan negara yang paling sering menjadi tujuan para anggota Kongres, " papar Ritsch.

Untuk memperkuat hubungan Israel-AS dan menentukan kebijakan-kebijakan yang akan diambilnya, Aipac menggelar pertemuan tahunannya di Washington DC hari ini, Senin (12/3) atau hari Minggu (11/3) waktu AS. Dalam pertemuan itu akan hadir, wakil presiden Dick Cheney, juru bicara kongres Nancy Pelosi dan menteri luar negeri Israel, Tzipi Livni.

Salah satu topik yang akan menjadi bahasan utama konferensi itu adalah negara Iran. "Kami akan banyak mendengarkan bahaya nuklir Iran… Ribuan pendukung Aipac akan mendatangi Capitol Hill (gedung kongres AS) pada hari Selasa dan melakukan lobi agar sangsi terhadap Iran diperberat, " ujar Guttman.

Meski sudah demikian transparan, di AS sendiri, pembicaraan mengenai lobi-lobi kelompok pro-Israel merupakan hal yang sensitif. Siapa yang mengkritisinya bisa dituding anti-Semit. Hal ini pernah dialami dua profesor, John Walt dan Stephen Mearsheimer. Dalam kertas kerja mereka tahun lalu, kedua profesor ini mengatakan bahwa kekuatan lobi-lobi pro Israel menyebabkan distorsi bagi kebijakan-kebijakan luar negeri AS. Akibat pernyataan itu, Walt dan Mearsheimer dikecam dan dituding anti-Semit. (ln/aljz)