Keinginan warga Muslim Yunani memiliki tempat ibadah yang layak, bakal terwujud setelah pemerintah negeri itu memberi lahan untuk pembangunan sebuah masjid pertama yang modern di Yunani.
Rencana pembangunan itu sempat terkatung-katung karena masalah tempat. Namun pemerintah Yunani pada Selasa (25/7) akhirnya menyetujui proposal yang diajukan Menteri Pembangunan Yunani, George Souflias untuk membangun sebuah masjid di distrik Votanikus, sebuah kawasan industri di Athena.
"Masjid tersebut akan dibangun di wilayah Botanikos dan pembangunannya akan dibiayai oleh negara, " kata Souflias.
Pembangunan masjid akan dilakukan di atas tanah milik angkatan laut Yunani, disebuah kawasan disebelah barat Athena yang memang dibangun sebagai proyek revitalisasi pusat kota. Selain masjid, di kawasan itu juga akan dibangun tempat-tempat olahraga dan taman-taman.
Souflias mengatakan, letak masjid itu berdekatan dengan tempat pemberhentian metro. Namun ia tidak menjelaskan kapan pembangunan masjid itu ditargetkan akan selesai.
Rencana pembangunan masjid tersebut tentu saja membahagiakan warga Muslim Yunani yang jumlahnya hanya sekitar 1,3 persen dari total penduduk. Apalagi sejak keruntuhan Dinasti Ustmani di awal tahun 1800-an, Athena tidak lagi mengizinkan pendirian masjid-masjid.
Selama ini warga Muslim banyak yang menggunakan, gudang-gudang, ruang bawah tanah dan ruangan tanpa jendela sebagai tempat sholat bagi sekitar 200 ribu warga Muslim di Athena.
Puluhan ribu warga Muslim lainnya, yang kebanyakan penduduk migran memilih untuk sholat di rumah. Jika mereka ingin mengadakan acara pernikahan, pemakaman atau acara lainnya, harus menempuh jarak ratusan kilometer ke arah utara Yunani.
Beberapa warga Muslim menilai pemerintah Yunani terlalu lambat mengambil keputusan,. Yaitu sekitar dua tahun setelah sekitar 10 ribu warga Muslim di Yunani membuat petisi, yang meminta pemerintah menghormati keinginan mereka membangun sebuah masjid di kota Athena.
Pada bulan Maret lalu, anggota Komisi Hak Asasi Manusia Eropa, Alvaro Gil-Robles melontarkan kecamannya, melihat warga Muslim di Athena masih harus berkumpul secara diam-diam di tempat-tempat yang tidak layak untuk beribadah.
Satu-satunya pihak yang keberatan atas pembangunan masjid di Yunani adalah kelompok Gereja Ortodok yang posisinya cukup kuat. Namun pemerintah berjanji akan membangun masjid itu meski akhirnya tersandung persoalan pemilihan lokasi.
Pembanguan masjid di Votanikus merupakan rencana yang ketiga kalinya diusulkan warga Muslim. Sebelumnya, masjid itu diusulkan dibangun di wilayah pedalaman di Peania, sekitar 20 kilometer dari Athena, namun ditentang oleh warga setempat.
Setelah itu, pada bulan April diusulkan untuk memfungsikan kembali sebuah masjid peninggalan abad ke-18 di distrik Monastiraki, yang ditutup oleh gereja Ortodok dan sekarang dijadikan museum.
Pada bulan Mei, Parlemen Yunani mengesahkan pencabutan hak istimewa gereja Ortodok untuk memberikan izin boleh tidaknya pembangunan tempat-tempat ibadah non ortodok. (ln/iol)