Pemerintah Swedia Serius Tangani Meluasnya Islamofobia

Pemerintah Swedia mengumumkan rencana untuk membuat pemetaan meluasnya Islamofobia di negeri itu, sebagai upaya untuk mengantisipasi menyebarnya sikap tidak toleransi masyarakat Swedia terhadap kelompok minoritas.

Untuk itu, pemerintah menunjuk lembaga negara "Forum Sejarah" (Forum för levande historia) untuk membuat pemetaan dan laporannya harus sudah diserahkan pada 19 Agustus 2011. Lembaga itu akan mengumpulkan semua data terkait Islamofobia dan menganalisanya, untuk mencari tahu apa penyebab meluasnya Islamofobia di Swedia.

"Secara khusus, Islamofobia merupakan persoalan yang serius, karena sikap itu merupakan bentuk kebencian terhadap sebuah ideologi," kata Erik Ullenhag, Menteri Integrasi Swedia.

Menurut Ullenhag, ada kecenderungan dalam setiap perdebatan yang terjadi di Swedia, komunitas Muslim "dipaksa" bertanggung jawab atas hal-hal yang terjadi di luar kontrol mereka.

"Muslim misalnya, menjadi sasaran kecurigaan pascaserangan 11 September 2001. Semua Muslim dicurigai sebagai teroris," ujar Ullenhag.

"Yang saya khawatirkan, saya menerima sinyal berdasarkan pengakuan dari komunitas Muslim, bahwa mereka menjadi target pelecehan karena mengenakan simbol-simbol keagamaan. Dan beberapa diantara mereka, karena alasan itu, memilih untuk tidak mengenakan simbol-simbol agamanya," sambung Ullenhag.

Menteri Integrasi Swedia itu sudah melakukan pertemuan dengan perwakilan dari komunitas Muslim di Swedia pada bulan Januari kemarin, untuk membahas strategi mengantisipasi makin meluasnya Islamofobia. Apalagi ketika itu, masyarakat Swedia masih syok dengan peristiwa serangan bom di kawasan pusat perbelanjaan di Stockholm.

"Kita jangan bersikap naif akan fakta bahwa ektrimis Islam memang ada di Swedia. Kita pasti bisa menghadapinya. Tapi, kita juga harus bisa menunjukkan bahwa 400.000 lebih warga yang berlatar belakang dari negeri-negeri Muslim, banyak diantara mereka taat pada agamanya, tidak bisa secara kolektif dimintai pertanggung jawaban atas perbuatan segelintir teroris," tukasnya. (ln/IE/The Local)