Untuk pertama kalinya selama 20 tahun, pemerintah Mesir melalui departemen dalam negerinya melarang Ikhwanul Muslimin menggelar acara buka puasa bersama yang digelar di hotel berbintang lima di Kairo. Padahal acara buka puasa bersama yang melibatkan sekitar 1. 500 undangan itu, sudah menjadi tradisi tahunan organisasi Ikhwanul Muslimin.
Perihal larangan itu disampaikan oleh Muhammad Mahdi Akef, pemimpin Ikhwanul Muslimin. "Larangan ini membuat buruk reputasi dan martabat Mesir, serta memberikan kesan bahwa situasi Mesir tidak stabil, yang berdampak negatif pada kondisi ekonomi, politik dan sosial, " kata Akef.
Akef tidak memberitahukan apa alasan kementerian dalam negeri melarang acara buka puasa bersama yang digelar ala gala dinner itu. Ia hanya menyatakan, dirinya berharap Tuhan akan memulihkan "kewarasan" mereka yang melarang acara tersebut. Sejauh ini, kementerian dalam negeri Mesir belum memberikan komentar atas larangan tersebut.
Ikhwanul Muslimin rencananya akan mengadakan buka puasa bersama itu pada hari Sabtu (22/9), namun aparat keamanan Mesir menolak permohonan izin penyelenggaran acara tersebut. Acara gala dinner yang akan digelar Ikhwanul Muslimin kebetulan bersamaan dengan acara konferensi tahunan Partai Nasional Demokrat, partai yang saat ini berkuasa di Mesir.
Pemerintah Mesir sejak lama sudah menyatakan organisasi Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi ilegal dan kerap melakukan penangkapan terhadap para anggotanya, meski faktanya Ikhwanul Muslimin memiliki perwakilan sekitar seperlima dari jumlah kursi di parlemen Mesir.
"Mereka ingin menghancurkan semua entitas yang bisa mengungkap kegagalan-kegagalan pemerintah Mesir, " kata tokoh Ikhwanul Muslimin, Dr. Abdel-Moneim Aboul Foutouh.
Sejumlah kalangan yang mengkritik larangan terhadap acara buka puasa Ikhawanul Muslimin mengatakan, larangan tersebut menunjukkan kelemahan pemerintah Mesir yang merasa terancam oleh eksistensi Ikhwanul Muslimin. (ln/al-arby)