Perluasan Masjid Haram di Makkah, dilakukan karena makin meningkatnya jumlah jamaah haji dan umroh. Dengan perluasan tersebut, daya tampung Masjid Haram akan bertambah sebesar 35 persen.
Sumber-sumber di Makkah mengatakan, Otoritas Pembangunan Kota Makkah, kantor walikota Makkah dan kantor Perlindungan Dua Masjid Suci saat ini sedang melakukan studi kelayakan secara intensif terkait dengan proyek perluasan Masjid Haram yang akan selesai pada tahun 2020.
Otoritas Pembangunan Makkah telah menyetujui master plan pembangunan pusat kota, yang bertujuan untuk memberikan akomodasi pada tiga juta warga dan delapan juta jamaah haji. Perluasan masjid dilakukan oleh kontraktor Saudi Binladin Group, yang telah melakukan perluasan di kompleks Masjid Haram, tepatnya di kawasan Safa-Marwa.
Perluasan ini diharapkan bisa mengantisipasi kepadatan jamaah dan diharapkan selesai sebelum musim haji tahun depan. Salah satu bagian proyek perluasan masjid adalah pemasangan fasilitas pendingin udara di seluruh kawasan masjid.
Pemerintah Saudi telah menghabiskan dana sebesar 70 milyar riyal untuk membiayai dua masjid suci, Masjid Haram dan Masjid Nabawi. Kedua masjid ini mampu menampung lebih dari satu juta jamaah dalam satu waktu.
Pusat Kota Makkah
Masjid Haram akan dijadikan pusat Kota Makkah. Pada tahun 2005, Raja Abdullah meluncurkan enam proyek pembangunan, di antaranya pembangunan tempat pemukiman Jabal Umar yang menelan dana 12 milyar riyal. Proyek Jabal Umar meliputi pembangunan hotel-hotel bintang lima, pusat-pusat perdagangan dan fasilitas sholat.
Menurut menteri muda urusan kota dan wilayah pedalaman Saudi, Habib Zain Al-Abidine, 25 proyek real estate kini sedang dibangun di pusat kota Makkah dengan biaya lebih dari 100 milyar riyal.
Sementara itu, Sekretaris Jenderal Otoritas Pembangunan Makkah, Sami Barhameen menyatakan bahwa proyek-proyek pembangunan yang dilakukan di sekeliling Masjid Haram didisain sedemikian rupa sehingga para jamaah bisa mengikuti imam saat sholat sedang berlangsung di Masjid Haram. Ia meyakinkan bahwa pembangunan proyek-proyek itu tidak akan mengganggu aliran air zamzam di dalam tanah.
Faek Ibrahim, seorang pedagang yang sudah bertahun-tahun berbisnis di Muddai, dekat Masjid Haram, menilai positif rencana pemerintah untuk memperluas Masjid Haram. Menurutnya, proyek itu akan menguntungkan banyak orang.
Lima belas tahun yang lalu, Ibrahim dan sejumlah pedagang di dekat Masjid Haram pernah diminta pindah karena proyek perluasan masjid tersebut. "Semua pedagang yang diminta mengosongkan tanah yang akan digunakan untuk perluasan, diberikan sejumlah uang kompensasi, " ujar Ibrahim.
Berbeda dengan Ibrahim, warga Shamiya di Makkah, Muhammad Alauddin mengungkapkan kekhawatirannya atas pesatnya pembangunan gedung-gedung baru di sekitar Masjid Haram. Ia mengatakan, proyek-proyek itu akan mengubah wajah kota Makkah, menceraikan beraikan komunitas masyarakat dan merusak gedung-gedung lama.
Selain itu Alauddin menilai bahwa proyek-proyek pembangunan di kota Makkah hanya menguntungkan para pekerja asing. Banyak pedagang Saudi yang menurut Alauddin kehilangan bisnis mereka dan kondisi tidak hanya terjadi di Shamiya tapi juga di wilayah lain seperti Harrat Al-Bab, Al-Hijrah, Shabaka dan Gaza.
Lain lagi pendapat Muhammad Bazaid, yang merasa senang dengan maraknya pembangunan di kota Makkah. Ia mengatakan, proyek-proyek baru akan mengubah kota Makkah menjadi kota kelas satu di dunia. Meski demikian, ia sependapat dengan Aluddin yang mengeluhkan banyak pekerja asing yang mendominasi toko-toko di sekitar Masjid Haram. (ln/arabnews)