Konflik SARA yang selama ini terjadi di Myanmar sudah menewaskan lebih dari 80 orang pada bulan ini. Konflik berdarah tersebut berawal dari bentrokan antar umat Budha dan Muslim di wilayah barat Myanmar.
Menurut laporan dari Pemerintah Myanmar, 71 orang tewas dalam beberapa pekan terakhir setelah kerusuhan terjadi. Selanjutnya, 10 orang warga Muslim pun tewas dalam serangan balasan.
Wilayah Rakhine, Myanmar, saat ini dilanda kekerasan yang cukup serius. Selain kerusuhan, para warga yang berseteru pun melakukan aksi bakar-membakar. Komunitas internasional turut prihatin dengan maraknya kekerasan di negeri yang sempat dikuasai junta militer itu, lapor AFP Kamis ini (21/6).
Warga Muslim Rohingya yang selama ini dipandang sebagai imigran gelap di Myanmar, menjadi semakin menderita. Warga Myanmar sendiri sering menyebut Muslim Rohingya adalah etnis Benggala.
Sekira 800 ribu warga muslim Rohingya hidup di Myanmar dan menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), mereka dinilai sebagai etnis paling tertindas di dunia. Tidak kurang dari 300 ribu warga muslim Rohingya mengungsi ke Bangladesh.
Namun Pemerintah Bangladesh justru memulangkan mereka kembali ke Myanmar sejak kerusuhan berlangsung. Jumlah warga Rohingya yang tewas juga dinilai lebih banyak dibanding yang dilaporkan oleh Pemerintah Myanmar.(fq/afp)