Beredarnya rekaman video saat Saddam Hussein saat menjalani hukuman gantung, menimbulkan reaksi kemarahan kalangan Muslim Sunni di Irak. Pemerintah Irak membantah telah memperlakukan Saddam dengan tidak baik dan memutuskan untuk menyelidiki bagaimana rekaman video itu bisa beredar.
Penyelidikan akan difokuskan pada bagaimana proses pelaksanaan hukuman gantung Saddam bisa terekam-yang diduga diambil lewat kamera handphone-dan siapa yang melakukannya.
"Penyelidikan akan dilakukan terhadap suara siapa yang telah melontarkan ejekan saat eksekusi dilakukan, siapa yang merekamnya dan mengedarkannya ke luar," kata seorang pejabat pemerintah yang dekat dengan PM Irak, Nuri al-Maliki.
Sementara, penasehat pemerintah Irak, Sami al-Askari yang mengumumkan rencana penyelidikan itu menuding kelompok oposisi sengaja memanfaatkan rekaman video tersebut untuk mengalihkan perhatian masyarakat dari kejahatan-kejahatan yang telah dilakukan Saddam.
"Mereka tidak dapat mengatakan bahwa pengadilan ini tidak adil sehingga mereka beranggapan pengadilan itu sebuah kesalahan dan melupakan bahwa Saddam layak untuk dieksekusi. Saddam diperlakukan dengan baik selama pengadilan dan selama eksekusi hukuman gantung," katanya dalam siaran televisi nasional Irak.
Ia menambahkan, "Tak seorangpun yang memukul atau melecehkannya, meski Saddam telah menganiaya banyak rakyat Irak, mengeksekusi dan mengubur mereka di pemakaman massal."
Selain pelaksanaan hukuman gantung Saddam yang mengundang kecaman keras, dalam rekaman video tersebut memang terekam suara orang yang mengejek Saddam dan menyebut nama pemuka Syiah, Muqtada al-Sadr. Saat Saddam sekarat terdengar suara-suara riuh dan rekaman video diakhiri dengan pengambilan wajah Saddam dari jarak dekat, dengan leher patah dan terkulai di tiang gantungan.
Menurut Sami al-Askari, politisi Syiah yang ikut menyaksikan hukuman gantung Saddam, yang meneriakan nama al-Sadr saat eksekusi adalah salah seorang penjaga.
"Kami semua kaget, itu adalah tindakan yang buruk dan akan memberikan dampak yang negatif. Kami ingin berhati-hati dan melakukan semuanya sesuai prosedur hukum. Lalu, saat detik-detik terakhir, hal ini terjadi dan salah seorang penjaga mulai melontarkan kata-kata yang tidak layak," jelas al-Askari.
Namun sejumlah pejabat lainnya menolak klaim pemerintah tersebut dan mengatakan bahwa yang melontarkan cemoohan itu adalah para pejabat senior yang menyaksikan hukuman gantung Saddam, bukan para penjaga.
Seorang pejabat kejaksaan, Munkith al-Faroon mengaku mengancam akan meninggalkan ruangan eksekusi karena adanya sorakan cemoohan terhadap Saddam. Tanpa kehadirannya sebagai pemantau, eksekusi tidak akan bisa dilaksanakan.
Beberapa komentator mengomentari rekaman video pelaksanaan hukuman gantung Saddam lebih menyerupai "hukuman sektarian" dan bukan sebuah tindakan yang berdasarkan hukum.
Aksi Protes
Pelaksanaan hukuman gantung terhadap mantan penguasa Irak, Saddam Hussein dikritik karena dilakukan tepat pada hari raya Idul Adha. Kritikan itu makin meluas setelah beredarnya rekaman video pelaksanaan hukuman gantung Saddam.
Di Tikrit, tempat kelahiran Saddam, ribuan orang berkumpul dan mendirikan tenda-tenda sebagai tanda duka cita. Di Al-Dawr, lokasi tertangkapnya Saddam oleh pasukan AS pada tahun 2003, warga setempat memasang foto-foto Saddam dalam ukuran besar.
Kritikan dan kecaman atas pelaksanaan hukuman gantung terhadap Saddam juga menuai kecaman dari Deputi Perdana Menteri Inggris, John Prescott. Di London ia mengecam rekaman video itu dan menyebutnya sebagai sebagai perbuatan "tercela."
"Terus terang, melihat rekaman seperti ini beredar luas, sangat tidak bisa diterima dan saya pikir siapapun yang terlibat dan bertanggungjawab atas rekaman tersebut seharusnya malu pada dirinya sendiri," kata Prescott pada radio BBC. (ln/aljz)