Pemerintah Inggris melarang peredaran buku berjudul "The Terrorist Hunters" karya Andy Hayman, mantan asisten komisaris Kepolisian Metropolitan, London, Inggris. Pelarangan dilakukan pada malam hari, beberapa jam sebelum buku itu diluncurkan yang rencananya akan digelar pada Kamis (2/7) pagi.
Pemerintah Inggris, lewat Jaksa Agung-nya mengumumkan larangan itu pada Rabu malam tanpa menjelaskan apa alasan larang tersebut. Pihak pemerintah hanya mengatakan bahwa mereka masih harus meneliti isi buku tersebut.
"The Terrorist Hunters" adalah buku berisi memoar Andy Hayman-mantan kepala divisi anti-terorisme Kepolisian Metropolitan-tentang bagaimana Kepolisian Metropolitan melakukan operasi anti-terorisme dan memburu orang-orang yang dicurigai sebagai teroris di Inggris. Dalam buku tersebut, juga dimuat pengakuan salah seorang jaksa di Inggris tentang pengalamannya dalam memerangi terorisme, informasi-informasi yang selama ini tidak muncul ke publik seputar peristiwa serangan bom tanggal 7 Juli 2006 di London dan terbunuhnya seorang warga Brazil bernama Charles De Menezes seminggu setelah insiden serangan bom tersebut.
Hayman juga mengungkap berbagai peristiwa dibalik kasus kematian agen Rusia, Alexander Litvinenko tahun 2007, yang menurut laporan meninggal di sebuah rumah sakit di London akibat keracunan radioaktif.
Pimpinan Kepolisian Metropolitan, Komisaris Polisi Sir Paul Stephenson menyampaikan keberatannya atas penerbitan buku tersebut. Menurutnya, materi-materi dalam buku itu seharusnya di cek dan mendapatkan ijin terlebih dulu dari pihak berwenang sebelum diterbitkan.
"Sebagai Komisaris, saya terkejut karena saya tidak punya akses terhadap buku ini sebelum diterbitkan. Buku ini mengejutkan saya, sangat mengganggu dan tidak tahu tata krama," tukas Stephenson pada para wartawan di Inggris.
Pemerintah Inggris melarang peredaran "The Terrorist Hunters" bisa jadi karena mereka takut konspirasi-konspirasi mereka dalam penanganan masalah terorisme terbongkar ke khalayak.(ln/prtv)