Pemerintah Australia Akan Bentuk Lembaga Baru, Warga Muslim Skeptis

Pemerintah Australia sedang merencanakan untuk membentuk lembaga penasehat Muslim yang baru. Namun pembentukan dan efektivitas lembaga baru itu dipertanyakan, karena orang-orang yang duduk di dalamnya kebanyakan bukan kalangan cendekiawan Muslim.

Wakil Parlemen yang membidangi hubungan antar budaya, Laurie Ferguson mengatakan, pemerintah ingin membentuk lembaga penasehat Muslim karena menganggap bahwa warga minoritas Muslim harus diikutsertakan dalam aktivitas-akvitas perkumpulan para orang tua (ayah ibu), perkumpulan olahraga, partai politik dan aktivitas kemasyarakatan lainnya.

Ia juga mengatakan ingin memperbaiki pemikiran yang salah, yaitu pemikiran yang beranggapan bahwa semua Muslim Australia relijius. "Hampir semua spektrum tentang Muslim berkenaan dengan perempuan berjilbab dan tipikal Muslim yang menjadi stereotipe, dan saya pikir tidak banyak kesempatan untuk melihat adanya perbedaan, " kata Ferguson dalam wawancara dengan The Australian, Selasa (11/3).

Lebih lanjut Ferguson mengungkapkan, ada pandangan bahwa Muslim lebih relijius dibandingkan dengan kelompok agama lain. "Tapi saya tahu banyak anak muda Muslim yang menjadi konstituen saya, yang sama sekali tidak relijius dan tidak banyak menghabiskan waktu untuk membaca dan membahas isi al-Quran, " sambungnya.

Ferguson mengatakan, lembaga Muslim Advisory (MAC) yang lebih dulu dibentuk, yang beranggotakan sejumlah ulama, gagal untuk menyepakati beberapa persoalan-persoalan penting. Oleh sebab itu, lembaga penasehat Muslim yang baru nanti anggotanya terdiri dari beberapa bintang olahraga, akademisi dan wakil dari kalangan Muslim mainstream, semuanya berjumlah tujuh orang terdiri dari tiga laki-laki dan tiga perempuan dan satu kursi tambahan. Sejauh ini, kata Ferguson, pemerintah belum menentukan siapa orang-orangnya.

MAC dibentuk dan dibubarkan oleh mantan perdana menteri Australia John Howard yang kalah dalam pemilu bulan November lalu. Howard membubarkan MAC karena pernyataan-pernyataan yang dilontarkan anggotanya yang dianggap kontroversial.

Sejumlah pemuka Muslim di Australia bersikap skeptis atas rencana pembentukan lembaga Muslim baru itu. Mereka tidak yakin lembaga itu bisa memainkan peran penting untuk mewakili suara warga minoritas Muslim di Negeri Kanguru itu.

"Lagi-lagi ini cuma untuk etalase, kalau Anda ingin menempatkan olahragawan dan akademisi, maka Anda tidak melakukan apa-apa kecuali cuma membuat etalase pajangan, " kritik Keysar Trad dari Islamic Friendship Association pada ABC News.

Pernyataan Trad diamini Ketua Islamic Council of New Soth Wales, Kemal Ismen. "Seharusnya tidak dilakukan dengan cara, Anda kenal orang itu lalu Anda menempatkannya dalam komite. Kelihatannya seperti lembaga MCRG (Muslim Community Reference Group) yang dulu pernah dibentuk, " ujar Ismen.

"Pemerintah seharusnya harus melihat semua kelompok dan melihat siapa mewakili siapa, " sambungnya.

Sementara itu, Kuranda Seyit dari Forum on Australia’s Islamic Relations mengingatkan bahwa pilihan pemerintah mengandung banyak bahaya. "Akademisi atau bintang olahraga kemungkinan tidak memiliki pemahaman yang cukup dalam tentang isu-isu keagamaan yang penting yang mempengaruhi kehidupan warga Muslim minoritas, " tukas Seyit.

Warga Muslim sudah ada di Australia sejak lebih dari 200 tahun yang lalu. Saat ini, jumlah Muslim di Australia sekitar 280.000 jiwa dari 21 juta total jumlah penduduk. Kebanyakan warga Muslim tinggal di Sydney dan Melbourne. (ln/iol)