Pemenang Pulitzer Bongkar Konspirasi Pemerintahan Bush Terkait Invasi ke Irak

Ron Suskind, seorang wartawan AS pemenang hadiah Pulitzer mengungkap satu lagi kebohongan pemerintahan George W. Bush terkait Irak dan serangan 11 September 2001 di AS dalam buku terbarunya berjudul "The Way of the World" yang terbit pada Selasa (5/8).

Dalam bukunya Suskind menulis, Gedung Putih telah memerintahkan CIA untuk membuat surat palsu yang seolah-olah dikirim oleh Habbush (Kepala Badan Intelejen Irak Tahir Jalil). Surat bertanggal 1 Juli 2001 itu ditujukan pada pimpinan negara Irak Saddam Hussein.

"Surat itu menyebutkan bahwa dalang serangan 11 September Muhammad Atta sudah dilatih di Irak untuk melakukan misinya, ini untuk menunjukkan bahwa adalah operasi yang saling terkait antara Saddam dan Al-Qaidah. Hal inilah yang oleh kantor wakil presiden AS digunakan untuk menekan CIA agar membuktikan adanya hubungan al-Qaidah dengan Saddam, dan kemudian menjadi pembenaran invasi AS ke Irak. Padahal kenyataannya tidak hubungan antara keduanya, " papar Suskind.

Saat diwawancari oleh National Public Radio, Suskind mengatakan bahwa ia mendapatkan informasi itu dari mantan kepala Divisi Timur Dekat Rob Richard dan sumber-sumber lainnya yang menurutnya tahu konspirasi ini.

Suskind mengungkapkan, Gedung Putih memberikan surat palsu itu ke Habbush, yang dipaksa untuk menyalinnya dengan tulisan tangannya. pada Kepala CIA saat itu, George Tenet. Habbush sendiri mendapat perlindungan dari CIA setelah invasi AS ke Irak tahun 2003. "Idenya adalah, surat itu dibawa ke Habbush dan Habbus dipaksa untuk menyalin surat tersebut dengan tulisan tangannya dengan menggunakan perlengakapan tulis menulis milik pemerintahan Irak sehingga terlihat seperti surat resmi pemerintahan Irak, " jelas Suskind.

"Lalu CIA membawa surat itu ke Baghdad dan menyuruh seseorang untuk membocorkannya pada media massa, " sambung Suskind.

Dan sebagai imbalannya, pemerintah AS diam-diam memberikan perlindungan pada Habbus dengan memindahkannya ke Baghdad beserta imbalan uang sebesar lima juta dollar. AS kemudian memanfaatkan status tawanan Habbush untuk menipu dunia tentang invasi AS ke Irak. Seperti yang selalu dikatakan para pejabat AS sebelum dan sesudah invasike Irak, bahwa ada hubungan antara Irak dan al-Qaidah dan alasan ini dijadikan pembenaran bagi invasi AS ke Negeri 1001 Malam itu. Baru pada tahun 2006, Komite Intelejen Senat AS menyimpulkan bahwa Saddam Hussein tidak ada kaitannya dengan al-Qaidah.

Gedung Putih, CIA dan mantan Ketua CIA George Tenet, bereaksi keras atas buku Suskind. Mereka membantah semua yang ditulis Suskind tentang surat palsu Gedung Putih untuk menghancurkan pemerintahan Saddam Hussein.

"Tidak ada perintah semacam itu dari Gedung Putih pada saya, atau… setahu saya tidak ada seorang pun anggota CIA yang terlibat dalam hal semacam itu, " kata Tenet dalam pernyataannya. Juru Bicara CIA, Mark Mansfield bahkan menyebut buku Suskind sebagai "cerita fiksi" semata.

Suskind adalah seorang wartawan berpengalaman yang telah menerbitkan buku "The Price of Loyalty" (2004) dan "The One Percent Doctrine" (2006) yang berisi artikel-artikelnya di New York Times, yang sebagian besar mengkritik pemerintahan Bush. Tahun 1993-2000 Suskind bekerja sebagai wartawan senior di desk nasional Wall Street Journal dan memenangkan hadiah bergengsi Pulitzer untuk penulisan feature pada tahun 1995. (ln/iol)