Pemenang Oscar Sebut Pemerintah AS Sebagai "Gerombolan Penjahat Perang"

Eva Orner, produser film Taxi to the Dark Side-pemenang Oscar 2008 untuk katagori film dokumenter terbaik -membuat kuping pemerintah AS merah lewat pernyataannya yang menyebut orang-orang pemerintahan AS sekarang tidak lebih dari "segerombolan penjahat perang."

Produser berusia 38 tahun kelahiran Melbourne, Australia yang kini menetap di New York itu mengatakan, dia tidak mau menyalahkan para tentara AS berpangkat rendah yang melakukan penyiksaan dan pelecehan terhadap para tahanan di Irak, Afghanistan dan kamp penjara Guantanamo.

"Tentu saja, setiap orang bertanggung jawab atas perbuatannya sendiri, tapi Anda (pemerintah AS) telah menempatkan orang-orang ini pada situasi yang buruk. Mereka kurang terlatih, di bawah tekanan kuat dan mendapat perintah dari atasannya untuk melakukan tindakan yang buruk, " ujar Orner pada ABC Radio dari Los Angeles, Selasa (26/2).

Ia melanjutkan, "Saya sangat tidak yakin bahwa semua hal buruk ini adalah kesalahan mereka, tapi itu semua berasal dari tingkatan-tingkatan yang lebih tinggi."

"Pemerintahan yang berkuasa saat ini adalah segerombolan penjahat perang dan mereka harus dihentikan. Masyarakat harus tahu apa yang sedang terjadi, " tandas Orner. Sebuah pernyataan yang ditujukan pada pemerintahan Presiden George W. Bush.

Orner mengaku tak menyangka filmnya Taxi to the Dark Site yang disutradarai Alex Gibney bisa memenangkan Oscar, ajang penghargaan film bergengsi di AS. Menurutnya, film itu adalah salah satu film terberat yang pernah dibuat. "Ini bukan film lucu-lucuan, " ujarnya.

Taxi to the Dark Side adalah film dokumenter yang mengangkap penggunaan kekerasan yang dilakukan negara AS dalam perangnya melawan terorisme. Film itu menampilkan wawancara dengan sejumlah tentara AS yang ikut melakukan penyiksaan terhadap para tahanan tersangka teroris di Irak, Afghanistan dan kamp penjara Guantanamo. Sedangkan fokus cerita film ini adalah kisah nyata kematian seorang sopir taxi di penjara AS di Afghanistan pada tahun 2002. Sopir taxi berusia muda itu itu tewas di penjara, padahal tuduhan bahwa ia seorang teroris tidak pernah terbukti.

Sementara itu, sutradara Alex Gibney saat menerima Oscar mengatakan, "Penghargaan ini dipersembahkan untuk dua orang yang tidak bersama kita lagi. Dilawar, sopir taxi di Afghanistan dan ayah saya, seorang interogator dari angkatan laut, yang mendorong saya membuat film ini karena ia sangat marah melihat tindakan yang melanggar hukum." (ln/Islamicity/heraldsun)