Barat Harus Akhiri Isolasi Terhadap Hamas

Penerima hadiah Nobel perdamaian tahun 2008 Marrti Ahtisaari menghimbau negara-negara Barat untuk mengakhiri kebijakan isolasi terhadap Hamas dan harus mulai membuka dialog dengan Hamas, jika ingin mewujudukan perdamaian dalam konflik Israel-Palestina.

“Anda tidak bisa memberangus mereka (Hamas), karena mereka punya kekuatan,” kata Ahtisaari dalam wawancara eksklusif dengan Reuters,

“Anda harus bicara langsung dengan mereka, terlepas apakah Anda tidak senang atau tidak senang dengan pandangan-pandangan mereka,” sambung Ahtisaari, mantan presiden Finlandia yang juga pernah ditunjuk sebagai utusan khusus PBB dalam proses negosiasi konflik di Kosovo.

Tokoh yang dikenal selalu sukses dengan upaya perdamaiannya itu mengkritik persyaratan yang diajukan negara-negara Barat untuk bicara dengan Hamas. “Saya bukan pemain kartu, tapi saya tidak akan memulai permainan dengan mengatakan,’Hei, saya punya empat kartu as’,” ujar Ahtisaari memberi perumpamaan.

AS dan sekutu-sekutunya di Eropa menetapakan persyaratan untuk berdialog langsung dengan Hamas, antara lain Hamas harus mengakui Israel, menerima kesepakatan-kesepakatan terdahulu yang sudah pernah ditandatangani dan Hamas harus menghentikan apa yang mereka sebut sebagai tindak kekerasan terhadap Israel.

Sejak Hamas memenangkan pemilu di Palestina tahun 2006, AS menggalang kekuatan dengan negara-negara sekutunya untuk mengisolasi Hamas dengan menolak kontak dengan faksi pejuang Palestina itu. AS dan negara-negara Barat lainnya malah memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris hanya karena Hamas menolak mengakui eksistensi negara ilegal Israel.

Namun setelah agresi brutal Israel selama 22 hari ke Jalur Gaza bulan Januari kemarin, AS dan sekutu-sekutunya mendapat tekanan dari berbagai pihak untuk mengubah kebijakan mereka terhadap Hamas.

Mantan Perdana Menteri Inggris yang kini menjadi utusan Tim Kwartet-tim perdamaian Israel-Palestina yang beranggotakan Rusia, AS, Uni Eropa dan PBB-Tony Blair juga menyerukan Barat agar mengikutsertakan Hamas dalam proses perdamaian.

Seruan serupa disampaikan Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan. Ia mendesak kekuatan Barat untuk menghormati hasil pemilu yang demokratis di Palestina dimana Hamas keluar sebagai pemenangnya.

Ahtisaari mengingatkan AS dan sekutu-sekutunya jika tetap menerapkan kebijakan isolasi terhadap Hamas. “Kebijakan semacam itu sangat berbahaya dan bisa menjadi bumerang. Lihatlah yang terjadi di Aljazair,” tukasnya, merujuk pada pertumpahan darah yang terjadi di Aljazair setelah otoritas pemerintahan negara itu membatalkan keikusertaan partai Islam, Islamic Salvation Front dalam pemilu tahun 1992, karena partai tersebut menang di pemilu putaran pertama.

“Saya pikir, Anda tidak akan bisa mewujudkan perdamaian jika Anda berusaha menyingkirkan mereka yang sudah mendapatkan dukungan dari mayoritas rakyat,” tandas Ahtisaari. (ln/iol)