Pembunuhan 4 Warga Perancis di Saudi, Diduga Dilakukan Oleh Al-Qaidah

Para pakar Saudi mensinyalir jaringan Al-Qaidah sebagai pelaku utama yang bertanggung jawab atas serangan yang menewaskan empat orang Perancis, dua hari lalu di distrik Tabuk, Utara Saudi.
Menurut mereka bukan tidak mungkin akan terjadi lagi peristiwa serupa di masa mendatang, karena mulai hadir kembali pemikiran “takfir” (mengkafirkan) di Saudi Arabia. Ini tercermin dari sejumlah seruan kekerasan dan pembunuhan melalui internet maupun seminar di Saudi.

Fares bin Hazam, pakar Saudi spesialisasi masalah Al-Qaidah, dalam keterangannya kepada harian Al-Madina mengatakan, “Bila dilihat dari skenario dan detail penyerangan yang mencakup pengintaian dan pemantauan, ini merupakan aksi terorganisir yang pasti di belakangnya ada sekelompok orang yang memiliki pemimpin. Dan ini merupakan salah satu kebiasaan aksi Al-Qaidah. ”

Syaikh Majid Muhammad Marasal, tokoh Saudi khusus penanganan masalah terorisme juga sepakat dengan Fares bila karakter penyerangan ini berbau Al-Qaidah. Ia mengatakan, ” Aksi yang dilakukan dengan seluruh tahapan detailnya banyak dilakukan oleh jaringan Al-Qaidah, dan kemungkinan merekalah yang bertanggung jawab atas serangan ini. Mereka tidak membedakan antara orang asing maupun non-asing. Mereka, pada saat yang sama ingin memunculkan sensasi pemberitaan. ”

Namun begitu, bukan tidak mungkin pula pelakunya bukanlah bagian dari jaringan Al-Qaidah. Menurut Majid, bisa juga pelakunya adalah kelompok ekstrimis sempalan yang menolak wacana soal kunjungan ke tempat bersejarah. “Karena itu, mungkin saja anasir pelaku itu telah memantau dan melakukan survei lebih dahulu setiap hari di sejumlah lokasi wisata. Mereka lalu memantau sekelompok wisatawan dan melakukan serangan pembunuhan. Mereka ingin menyuarakan pesan bahwa siapapun yang mengunjungi lokasi-lokasi itu akan berisiko mati. ”

Seperti diberitakan, empat orang Perancis meninggal, dua orang dari mereka beragama Islam, saat menunaikan umrah dan mengunjungi lokasi bersejarah di Tabuk. Mereka ditembak sekelompok orang bersenjata yang hingga kini masih buron. Menurut informasi Perancis, kelompok yang melakukan serangan termasuk kelompok dari 26 orang yang terdiri dari 14 orang Perancis dan 12 orang Belgia. Pagi hari tanggal 22 Februari lalu, kelompok itu berangkat dari Riyadh ke sejumlah lokasi wisata secara individu.

Sejumlah pengamat lainnya, mengangkat masalah mulai berkembangnya pemikiran takfir dan ekstrim di kalangan masyarakat Saudi, terutama melalui internet. Ibnu Hazam mengatakan, “Aksi-aksi ini adalah hasil nyata dan logis dari seruan agama yang menganut pemikiran takfir dan ekstrim, yang memandang pembunuhan non muslim, pelarangan kunjungan ke tempat bersejarah, dan menyerukan penghancuran lokasi bersejarah. ” (na-str/iol)