Upaya pemiskinan Muslim Ghaza rupanya menjadi salah satu agenda tersembunyi Israel di balik pembuatan zona aman di Ghaza.
Para pakar ekonomi Timur Tengah memperkirakan penderitaan ekonomi luar biasa bagi Muslim Palestina akibat didirikannya zona aman oleh Israel di Utara Ghaza.
Menurut mereka, pihak Muslim Palestina menderita kerugian puluhan juta dolar dalam tiga bulan pertama sejak wilayah itu disahkan oleh Israel. Mereka umumnya, menyatakan kekhawatiran dibentuknya wilayah tersebut bagi meningkatnya kesulitan ekonomi secara umum bagi Palestina, khususnya Muslimin di Ghaza.
Berdasarkan analisa itu, mereka juga menuding Israel memang telah mencanangkan upaya pemiskinan Muslim Ghaza, di balik pembuatan zona aman tersebut. Karenanya, mereka menuntut pihak Israel dan pemerintah Palestina bertanggung jawab atas meningkatnya kesulitan ekonomi warga Muslim Palestina. Terlebih, wilayah zona aman itu merupakan wilayah paling subur dan produktif secara ekonomi yang selama ini digunakan sebagai perkebunan oleh Muslim Ghaza, dan mewakili 10 persen dari total kota Ghaza secara keseluruhan.
Menurut Umar Syaban, salah satu pengamat ekonomi Palestina, jumlah kerugian yang diderita Muslim Palestina akibat wilayah aman itu adalah 100 juta dolar, selama 4 bulan pertama sejak wilayah itu diresmikan. Sementara itu harian Palestina menyebutkan, wilayah yang diklaim oleh Israel untuk dijadikan zona aman itu merupakan lokasi perkebunan kelas satu, yang selama ini merupakan salah satu sumber ekspor yang menghasilkan keuntungan terbesar. Ia juga mengingatkan, di wilayah produktif dan subur itu dahulu merupakan tempat lebih dari 5.000 orang pekerja kebun warga Muslim Palestina.
Pembuatan zona aman, bukan hanya sangat merugikan Palestina lantaran mencaplok wilayah perkebunan, melainkan juga mencaplok dua buah pabrik besar milik Palestina seperti di wilayah Erez dan Beit Hanun. Para pekerja umumnya kini semakin takut melakukan aktifitasnya karena pantauan helikopter dan pesawat tempur Israel di sana. (na-str/aljzr)