Asmaa Abdul Hamid, 25, muslimah Denmark keturunan Palestina, kini menjadi bahan perbincangan di negara yang beberapa waktu lalu menghebohkan dunia Islam lewat karikatur Nabi Muhammad Saw. Keberadaan Asmaa, sebagai pembawa acara televisi Denmark pertama yang berjilbab menimbulkan perdebatan hangat di kalangan pemirsa, terutama kaum wanitanya.
Padahal terpilihnya Asmaa yang berjilbab itu, merupakan salah satu bentuk kebebasan berekspresi yang selama ini didengung-dengungkan Denmark, serta sebagai bentuk penghormatan terhadap Islam setelah merebaknya kasus kartun Nabi Muhammad Saw beberapa waktu lalu.
Feminis Forum, salah satu organisasi perempuan di Denmark menilai kehadiran Asmaa di televisi menunjukkan ‘menguatnya rasa persamaan etnis dan gender di Denmark.’ Sementara kelompok feminis lainnya, Women for Freedom Association memiliki penilaian yang berbeda. "Pemilihan Asmaa Abdul Hamid, adalah sebuah penghinaan baik terhadap Denmark maupun Muslimah," kata Ketua Asosiasi Vibeke Manniche.
"Dia (Asmaa) telah mengirimkan sinyal bahwa seorang wanita terhormat tidak bisa keluar rumah kecuali dengan kepala tertutup," katanya beralasan.
Namun pihak jaringan televisi DR2 yang memilih Asmaa berargumen, keputusan mereka itu berdasarkan pada ‘muslimah yang mengenakan jilbab adalah bagian dari masyarakat Denmark dan kita harus menerima fakta ini.’
Asmaa sendiri pada situs Islamonline pada Jumat (31/3) lalu menyatakan, ia menyadari bahwa jilbabnya akan menjadi masalah. Tapi ia yakin itu hanya akan terjadi pada awalnya saja, selanjutnya orang akan terbiasa.
"Saya yakin seiring dengan berlalunya waktu, mereka akan menyadari keistimewaan pribadi dan performa saya," kata Asmaa.
Sejak penampilan pertamanya di televisi, Asmaa mengaku banyak menerima email, baik yang isinya memuji bahkan yang isinya mencaci maki. "Beberapa email isiya kritis dan ada yang menyerang. Tapi saya tidak akan terprovokasi. Saya merespon mereka sesuai dengan ajaran Islam, memberikan penjelasan tentang sisi pandang saya pada mereka," sambung Asmaa. (ln/iol)