Kepolisian Norwegia dapat mencegah pemboman di Oslo dan penembakan di pulau Utoeya dengan menangkap teroris kristen Anders Behring Breivik secara lebih cepat, menurut laporan komisi penyelidikan.
Temuan penyelidikan independen yang baru dikeluarkan itu menyebutkan polisi seharusnya dapat bergerak cepat dengan menangkap Breivik dalam penembakan tahun lalu.
Breivik mengakui membantai 77 orang dan melukai lebih dari 240 lainnya dalam pemboman di Oslo tengah dan penembakan di perkemahan musim panas di pulau Utoeya.
Polisi dikritik keras karena terlalu lama tiba di Utoeya.
Putusan pengadilan Breivik akan diumumkan tanggal 24 Agustus mendatang. Ia mengklaim ia mencoba menghentikan Muslim mengambilalih Norwegia.
Komisi penyelidik menyimpulkan pemboman gedung pemerintah oleh Breivik tanggal 22 Juli 2011 dapat dicegah dengan penerapan efektik langkah keamanan.
Temuan yang dikutip media Norwegia itu juga menyebutkan “langkah pemerintah untuk melindungi rakyat di Utoeya, gagal.”
“Tindakan polisi secara lebih cepat dapat dilakukan. Penyerang dapat dihentikan lebih awal pada tanggal 22 Juli.”
Mengkritik polisi
Namun menurut laporan itu tidak ada “landasan” untuk mengatakan bahwa badan intelijen dalam negeri Norwegia, PST “dapat dan harus mencegah penyerangan.”
Laporan itu memuji komunikasi pemerintah dengan publik pada hari penyerangan Breivik.
Polisi dikritik karena tidak menggunakan helikopter untuk menuju Utoeya setelah penembakan terjadi.
Polisi justru menuju pulau Utoeya dengan kapal karet.
Kerjasama intelijen antara polisi dan badan keamanan lain Norwegia juga dikritik.
Banyak warga Norwegia menanyakan polisi mengapa polisi tidak memonitor aktivitas Breivik sebelum penyerangan.
Sebagian besar korban tewas adalah anak-anak muda yang ikut serta dalam perkemahan musim panas di Utoeya, program yang dijalankan oleh Partai Buruh.
Penyerangan -yang dianggap sebagai kekerasan terburuk di Norwegia sejak Perang Dunia II, memicu debat nasional tentang toleransi dan demokrasi di negara itu.(fq/bbc)