Duka dan kemarahan sudah pasti memenuhi hati umat Islam menyaksikan pembantaian brutal yang dilakukan Israel atas rakyat Palestina dalam beberapa hari terakhir. Jumlah korban meninggal terus bertambah.
Ghaza yang sudah terhimpit akibat tekanan embargo massal dan isolasi super ketat dari Israel, menjadi sasaran gempuran mesin perang Israel yang membabi buta. Kaum Muslimin di berbagai tempat semakin bulat keyakinannya, bahwa memang tak ada lagi langkah alternatif lain untuk menghadapi Israel kecuali dengan aksi perlawanan bersenjata.
Ikhwanonline mewawancarai sejumlah tokoh Al-Ikhwan Al-Muslimun, selaku organisasi dakwah Islam yang mendunia dan berpusat di Mesir. Menurut Thariq Qaransyhawi, salah satu petinggi Al-Ikhwan, "Ini adalah peta Zionis-AS yang sudah lama, bukan yang baru. Mereka selalu ingin menghabisi pihak manapun yang berusaha mempertahankan diri dan melawan keinginan mereka, agar rakyat Palestina jera memberi dukungan dan berkorban untuk negara mereka. "
Tapi ia yakin bahwa rakyat Palestina kini sudah matang menghadapi gempuran dan tekanan seperti sekarang. "Bangsa Palestina sudah mampu memberikan imej yang kuat dan ideal dalam melakukan perlawanan. Para pemimpin mereka sudah lebih dulu mencontohkan bagaimana cara berkorban, sebelum rakyat yang melakukannya. Itulah yang dilakukan sebelum ini oleh putera dari DR. Mahmud Zahar yang gugur akibat rudal Zionis Israel, " ujarnya.
Sedangkan DR. Sa’d Imarah, seorang dokter sekaligus pemerhati masalah politik yang juga termasuk jajaran Al-Ikhwan mengatakan, "Pembantaian Israel punya kaitan erat dengan kunjungan Bush sebelumnya. Dan itu kian menegaskan bagaimana perdamaian yang diinginkan Israel. Yang jadi masalah adalah, sepertinya tidak ada kepedulian dari petinggi negara Arab yang dikunjungi Bush setelah itu. "
Sa’d Imarah menyebutkan pula bahwa berdasarkan pengalaman, Zionis Israel selalu melakukan aksi penggempuran brutal setelah ada konferensi atau kajian dengan sejumlah negara Arab terkait perdamaian. Hal itu berulangkali dilakukan Israel, seperti aksi perang terhadap Libanon dilakukan setelah konferensi negara Arab langsung, lalu aksi serangan Ghaza dilakukan persis setelah Bush datang dan sedang berada di negara Arab. Ini memang kian menunjukkan bahwa para pemimpin Arab tidak peduli dan tidak memperhatian apa yang akan dilakukan Israel dan Bush. Pertemuan apapun yang dilakukan ternyata mandul tidak menghasilkan apa-apa.
Ir. Muhammad Bashlawi, salah satu pimpinan Al-Ikhwan di Daqhiliya mengatakan apa yang terjadi di Ghaza dan bagaimana reaksi dunia Arab menunjukkan bahwa kita sudah kehilangan kepercayaan dengan para pemimpin Arab.
"Hampir tidak kita dengar komentar terhadap peristiwa itu. Tapi kita masih berharap rakyat akan bangkit dan bisa lebih peduli dengan apa yang terjadi di sekitarnya, " katanya. Ia mengaku geram melihat gambar Bush di siaran televisi yang sedang membawa pedang sambil tersenyum sombong dan berjalan beriringan dengan pemimpin Arab yang juga mengikutinya dengan senyuman Bush. (na-str/ikhol)