Sesudah pemimpin Libya Muammar Gadhafi menyatakan, bertekad untuk tetap mempertahankan kekuasaan, sampai mati sebagai "martyr" (syahid), dan kekuatan anti pemerintah berjanji akan terus melanjutkan aksi protes mereka, sepanjang Selasa malam, hingga Rabu, terdengar tembakan yang sangat gencar seantero kota Tripoli.
Perang antara kekuatan penentang Presiden Gadhafi dengan militer serta milisi yang mempertahankannya, sekarang sudah memasuki hari yang ke 9, dan belum ada tanda-tanda Gadhafi akan mundur. Korban semakin banyak yang berjatuhan, hari Rabu, ratusan orang dikabarkan tewas, akibat aksi horor yang dilakukan pasukan pendukung Gadhafi.
Penduduk yang tinggal di ibukota Tripoli mendengar tembakan sepanjang malam, sampai pagi hari, tanpa henti. Pasukan yang setia Presiden Gadhafi, mengambil waktu jeda, di jalan-jalan utama, "membersihkan semua mayat-mayat yang berserakan", ujar seorang penduduk di Tripoli.
Semua penduduk berdiam diri di rumah, dan berada dibalik pintu, dan mereka tidakmeninggalkan rumah mereka. Sementara itu, pasukan militer terus memperluas kekuatan mereka dan mengontrol jalan-jalan di ibukota Tripoli, Selasa.
Sejumlah checkpoint dibangun di jalan-jalan, khususnya yang dekat dengan ibukota Tripoli, dan untuk membatasi aktivitas penduduk, yang dicurigai akan ikut dalam aksi gerakan. Ini semuanya untuk menghentikan gerakan rakyat yang sudah marah.
Persedian makanan langka, dan susah mendapatkannya, disamping langka persediaan makanan roti bagi keluarga-keluarga yang berada di kota Tripoli. Sepanjang hari Selasa, semua toko tutup. Situasi benar-benar sangat mengkawatirkan bagi penduduk Tripoli, dan pasukan yang masih setia dan milisi Gadhafi yang ada terus melakukan patroli di jalan-jalan.
Sementara Presiden Perancis Sarkozy meminta Uni Eropa untuk melakukan embargo kepada Libya yang telah melakukan horor terhadap rakyatnya.(mh/tm)