Pembangunan ratusan masjid di Aljazair terbengkalai karena kekurangan dana dan minimnya bantuan dari pemerintah. Kondisinya diperparah dengan meroketnya harga-harga bahan bangunan.
Seorang imam masjid mengungkapkan untuk menyelesaikan pembangunan masjid sekarang ini, ibarat "a mission impossible", sebuah misi yang rasanya tak mungkin dilakukan.
Di kawasan Jesr Constantine, sebelah timur laut aljazair ada lima masjid yang pembangunannya terlantar. Di kawasan lain, di kota Blida, Bofarik, sebelah barat daya ibukota Aljazair renovasi sebuah masjid yang sudah berusia 25 tahun juga terhenti karena ketiadaan dana.
Menurut seorang jamaah bernama Omar, banyak masjid-masjid di negerinya yang dibangun sejak awal tahun 1990-an mengalami kesulitan pendanaan. "Sumbangan sangat sedikit dan tidak cukup untuk membeli bahan-bahan bangunan, " ungkap Omar.
Di Aljazair terdapat 15 ribu masjid dan salah satunya adalah masjid terbesar di dunia yang mampu menampung 120 ribu jamaah. Banyak warga masyarakat yang menyayangkan kurangnya perhatian pemerintah untuk memberikan bantuan dana untuk menyelesaikan pembangunan sejumlah masjid. Tapi ada juga yang menyalahkan pembangunan masjid dengan ornamen yang mewah membuat boros dana yang dibutuhkan.
"Ornamen-ornamen di beberapa masjid mempengaruhi pengeluaran dana untuk pembangunan masjid. Kebijakan dalam pembangunan masjid selayaknya dikaji lagi agar mendapatkan dana dari negara, " kata seorang imam masjid.
Donasi adalah sumber utama untuk membiayai pembangunan masjid-masjid di Aljazair. Panitia pembangunan masjid, kadang membuat poster besar di lokasi masjid berisi himbauan agar warga masyarakat memberikan bantuan dana.
"Warga masyarakatlah yang menanggung penuh pembangunan masjid, sementara negara hanya memberikan izin dan hanya memberikan bantuan dana dalam jumlah yang sangat kecil, " tukas Omar. (ln/iol)