Pembangunan Masjid Jamaah Tabligh di London Membagi Muslim Inggris

Rencana pembangunan mega masjid di London timur sejak awal sudah mendapat penentangan akan berdirinya, bahkan sekarang beberapa Muslim Inggris sendiri meragukan niat kelompok yang berada di belakang rencana pembangunan masjid tersebut.

“Muslim sendiri menentang masjid ini,” kata Asqhar Bukhari, seorang juru bicara untuk cabang Inggris dari Komite Urusan Publik Muslim, mengatakan kepada Russia Today pada hari Selasa, 30 Oktober.

Rencana untuk membangun masjid berkapasitas 12.000 di London timur pertama kali diusulkan oleh kelompok Jamaat Tabligh pada tahun 1999 lalu.

Masjid raksasa ini rencananya akan memiliki menara setinggi 40 kaki, perpustakaan, pusat pengunjung dan parkir yang bisa memuat 300 mobil di lokasi Jalan Canning.

Namun pembangunan tempat ibadah Muslim terhenti karena semakin berkembangnya sikap oposisi beberapa pihak atas, yang dimulai pada awal tahun 1999 ketika kelompok Jamaat Tabligh mengajukan rencana pertama mereka.

Pada tahun 2001, kelompok di balik pembangunan masjid sepakat bahwa ibadah di masjid hanya akan dilakukan secara temporer.

Tetapi oposisi terhadap masjid semakin tumbuh setelah tahun 2005 ketika dua pelaku tersangka pengeboman ditemukan pernah shalat di sebuah masjid Tabligh di Dewsbury, West Yorkshire.

Pada tahun 2010, dewan Newham mengeluarkan pemberitahuan penegakan hukum menentang masjid, tetapi kelompok Jamaah Tabligh berhasil mengajukan keberatan atas hal itu.

Sekarang, lebih dari 5.000 orang shalat seminggu sekali di lokasi pembangunan masjid yang yang masih belum rampung tersebut.

Beberapa kritikus mengatakan bahwa kelompok Muslim di belakang pembangunan masjid berkhotbah separatisme dan segregasi.

Asqhar Bukhari mengatakan beberapa Muslim prihatin pada cara masjid itu nanti akan diatur.

“Mereka ingin mengatur masjid mereka sendiri tanpa melibatkan warga setempat, perempuan dan sebagainya,” ujarnya.

Para penentang masjid telah meluncurkan kampanye berjudul “Mega Mosque: No Thanks” untuk menghentikan pembangunan tempat ibadah Muslim itu.

“Mereka mengajarkan bahwa jika Anda ingin menjadi seorang Muslim yang baik Anda harus memisahkan diri dari non-Muslim,” kata Alan Craig, direktur kampanye “Mega Mosque: No Thanks” yang secara aktif menentang pembangunannya.

“Mereka sama di seluruh dunia, ini adalah kelompok besar dan di mana pun mereka pergi mereka menciptakan hambatan, permusuhan, perpecahan, mereka menciptakan separatisme,” tambahnya.

Kelompok Jamaah Tabligh sendiri, bagaimanapun, menegaskan bahwa tujuan mereka adalah melakukan dakwah dengan damai.
“Pintu selalu terbuka dan kami senang untuk bertemu dan membicarakan secara mendalam tentang proposal kami,” kata juru bicara kelompok dan pemilik situs Anjuman-e-Islahul-Muslimin.(fq/oi)