Surat kabar Inggris “The Observer” pada hari minggu (26/5) mengatakan bahwa serangan rasisme yang dihadapi oleh umat Islam di negara itu semakin meningkat. Hal ini terjadi setelah mencuatnya kabar berita terkait insiden pembunuhan tentara Inggris pada Rabu 22 Mei lalu.
Surat kabar tersebut mengatakan bahwa polisi menduga ekstremis sayap kanan telah menggunakan kasus ini untuk menghasut dan memancing kebencian terhadap umat Islam melalui situs jejaring sosial. Polisi mencatat bahwa sejak kasus pembunuhan tentara Inggris itu mencuat laporan tindak pelecehan terhadap Muslim semakin bertambah.
Dari beberapa laporan disebut bahwa banyak grafiti di tembok yang dipenuhi dengan kata-kata rasis anti Islam, dan yang paling menghebohkan adalah beberapa orang tidak dikenal melempar bom bensin ke sebuah masjid.
Beberapa hari yang lalu (22/5) diberitakan bahwa seorang tentara yang bernama Lee Rigby ditabrak dan lalu dibunuh di Royal Artillery Barrack, Woolwich, London Selatan dengan memenggal kepalanya. Seorang saksi mata mengatakan bahwa sebelum memenggal para pelaku meneriakkan kalimat Allahu Akbar.
Setelah pemberitaan tersebut, beberapa warga Muslim di daerah tersebut ramai berkomentar bahwa serangan ini tidak kaitannya dengan Islam, dan tidak ada kaitannya dengan Allah.
Sampai saat ini pengadilan Inggris sedang mempertimbangkan beberapa tuntutan terhadap oknum yang menyebarkan fitnah serta menebar kebencian melalui faceebook dan Twitter.(hr/IS)