eramuslim.com – Ustadz Afifi Abdul Wadud mengungkapkan fakta tentang berkurangnya jumlah umat Islam yang ada di beberapa negara termasuk Indonesia. Bahkan, dia mengkhawatirkan runtuhnya Islam Andalusia, bisa terulang di Indonesia.
Beberapa negara seperti, Philipina dulu 100 persen penduduknya adalah muslim, saat ini hanya tinggal 2 persen. Dulu penduduk Singapura 93 persen muslim, sekarang hanya tinggal 15 persen. Dan saat ini, sekitar 1 juta muslim di Myanmar sedang bernasib tragis.
“Dulu Indonesia, 95 persen penduduknya adalah Muslim. Saat ini hanya 80 persen, lima tahun lagi tinggal berapa persen?” ungkap Ustadz Afifi yang juga merupakan lulusan Al-Madinah International University (MEDIU) itu.
Pemimpin Muslim terakhir di Andalusia Spanyol Abdillah Muhammad bin Al Ahmar, keluar dari istana kerajaan dengan hina. Malam itu, Andalusia telah jatuh ke tangan kerajaan Katolik setelah berada di bawah kekuasaan Islam selama lebih dari 800 tahun.
Dia meninggalkan istana dengan hati pilu, dadanya sesak. Hingga sampai di sebuah bukit yang cukup tinggi. Dari sana dia menatap Istana Al Hambra, dia menangis tersedu-sedu hingga jenggotnya basah kuyup dengan air mata.
Melihat hal itu, ibunya berkata, Menangislah! Menangislah seperti perempuan! Karena kau tidak mampu menjaga kerajaanmu sebagaimana laki-laki perkasa.
Andalusia memiliki luas wilayah 700 ribu kilometer persegi. Kalau pada masa sekarang Andalusia itu meliputi sebagian besar wilayah Spanyol, lalu seluruh wilayah portugis, dan sebagian besar wilayah Selatan Perancis.
Islam pertama kali masuk ke Andalusia pada tahun 711 M melalui jalur Afrika Utara. Spanyol sebelum kedatangan Islam dikenal dengan nama Iberia/Asbania, kemudian disebut Andalusia. Ketika negeri subur itu dikuasai bangsa Vandal, dari perkataan Vandal inilah orang Arab menyebutnya Andalusia.
Dalam bukunya Kebangkitan Islam di Andalusia, Ahmad Mahmud Himayah memberikan informasi berkenaan dengan Islam di Andalusia. Ada tiga catatan besar mengenai sebab keruntuhan peradaban Islam di Andalusia.
Pertama, perpecahan umat Islam pada saat itu. Kedua, cinta dunia dan takut mati kaum muslimin khususnya anggota keluarga kerajaan Islam Andalusia. Ketiga, memudar atau hilangnya peran ulama pada saat itu, kata Himayah dalam bukunya itu.
Bersambung..(rol)