Pekan Terakhir Ramadhan, Perbatasan Rafah Dibuka Selama Dua Hari

Pemerintah Mesir membuka perbatasan Rafah pada hari Sabtu kemarin, untuk memberi kesempatan bagi warga Jalur Ghaza yang ingin melakukan umroh pada bulan Ramadhan atau mereka yang ingin menjalankan pengobatan ke rumah sakit. Menurut pejabat berwenang Palestina, perbatasan akan ditutup kembali hari ini, Minggu (21/9) dan sampai saat ini sudah ada 3.000 warga Jalur Ghaza yang terdaftar agar bisa melintasi perbatasan.

Selain mereka yang menderita sakit dan keperluan umrah ke Arab Saudi, yang dibolehkan melintasi perbatasan adalah pemilik paspor negara lain dan para mahasiswa. "Diharapkan kami bisa memproses 1.500 orang yang akan melewati perbatasan pada hari ini. Diantaranya adalah 300 orang yang membutuhkan perawatan rumah sakit dan 300 orang warga negara asing, kata Mohammad Adwan, juru bicara otoritas perbatasan.

Perbatasan Rafah, perbatasan antara Jalur Ghaza dan negara Mesir adalah satu-satunya harapan bagi warga Palestina terutama di Jalur Ghaza untuk bisa keluar dari Jalur Ghaza setelah rezim Zionis Israel menutup semua perbatasan di Ghaza. Perbatasan Rafah adalah satu-satunya perbatasan yang pengelolaannya tidak berada di tangan Zionis Israel, tapi ditangani oleh otoritas Mesir.

Berbeda dengan sebelumnya, pembukaan perbatasan di Rafah kali ini berlangsung tertib dan aman tidak diwarnai dengan eksodus besar-besaran atau bentrokan dengan aparat. (ln/alrb)