Pekan Ramadhan Yang Berat Untuk Rakyat Afghanistan

Kasihan benar nasib warga Afghanistan. Ketika mereka sedang melaksanakan ibadah puasa, tekanan bertubi-tubi terus menimpa mereka.

Tentara Amerika dilaporkan menembak ribuan warga sipil Afghanistan saat mereka melakukan protes besar-besaran di luar pangkalan militer AS di Bagram, hari Senin pekan ini.

Seorang pejabat polisi provinsi mengatakan bahwa setidaknya satu orang sipil tewas dalam insiden ini, namun NATO menegaskan bahwa tidak ada warga sipil yang tewas ataupun terluka.

Aliansi militer Barat mengklaim bahwa para tentara hanya melepaskan "tembakan peringatan" untuk membubarkan warga setelah mereka menglilingi patroli kendaraan militer dan menyerang fasilitas dengan menginakan batu dan besi.

Namun, wakil kepala polisi propinsi Parwan, Jenderal Faqir Ahmad bersikeras bahwa satu orang sipil telah terbunuh, meskipun ia juga tidak bisa memastikan siapa yang telah menembakkan peluru tersebut.

Jenderal Ahmad mengatakan bahwa penembakan NATO itu semakin memicu kemarahan orang banyak, yang diperkirakan sekitar 2.000 orang.

Jenderal Ahmad melanjutkan bahwa protest warga itu dipicu karena penangkapan seorang guru agama yang dicurigai terlibat dalam serangan roket terhadap pasukan asing.

Juga pada hari Senin, pejabat dan penduduk propinsi Baghlan di utara negara itu menuduh pasukan NATO membunuh delapan warga sipil dalam serangan sebelum fajar.

Mohammed Ismail, Gubernur Talah Wa Barfak, mengatakan bahwa tentara asing masuk ke sebuah rumah pada pukul 02:00 pagi dan menewaskan delapan warga sipil, melukai 12 orang lainnya dan menahan sembilan orang.

Gubernur provinsi Munchi, Abdul Majid membenarkan serangan itu tapi tidak bisa memberikan rincian jelasnya.

Juru bicara NATO, Mayor Michael Johnson mengatakan bahwa ia tidak mengetahui serangan tersebut. (sa/globalresearch)