Para pejuang di Aleppo mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa para pejuang di daerah utara telah beralih fokus dari peperangan di kota-kota menjadi pengambil-alihan pangkalan udara dan markas militer.
“Ini penting karena pangkalan serta markas-markas militer tersebut merupakan sumber amunisi dan kebutuhan lainnya, juga karena menguasainya berarti menghentikan aksi pesawat-pesawat tempur yang biasa membombardir kami,” kata Abu Hisham, pejuang Aleppo, melalui internet.
Meski pejuang menang di wilayah utara dan timur Suriah, mereka perlu mengambil alih kota utama dalam negara yang hancur akibat perang ini, selama dua tahun memperjuangkan revolusi.
Direbutnya bandara al-Jarrah terjadi setelah satu bulan para pejuang menguasai pangkalan udara terbesar di Suriah Utara: Taftanaz.
Video amater yang diambil oleh pejuang yang menguasai al-Jarrah yang disebarkan via internet, menunjukkan armada pesawat tempur berbaris pada landasan pacu bandara tersebut.
“Alhamdulillaah, Ahrar al-Sham [kelompok oposisi bersenjata] telah menguasai pangkalan militer di al-Jarrah”, kata seorang kamerawan tidak dikenal yang mengambil video pada lokasi tersebut.
“Pesawat-pesawat tempur MiG sekarang ada di tangan Ahrar al-Sham. Dan ini amunisinya,” kamerawan tersebut menambahkan, sambil memperlihatkan dua jet tempur buatan Rusia yang mirip dengan yang digunakan oleh angkatan bersenjata tersebut untuk membombardir sasaran-sasaran para pemberontak sejak musim panas lalu. Keabsahan video ini tidak dapat diverifikasi.
Menurut data PBB, lebih dari 60.000 orang telah terbunuh dalam kekejaman yang terjadi di seluruh Suriah semenjak terjadi unjuk rasa menentang Presiden Suriah – Bashar al-Assad, yang dimulai Maret 2011. (Al-Jazeera)