Pejuang Pembebasan Suriah Klaim Penguasaan Bendungan Sungai Eufrat

Kemunduran bagi pemerintah di provinsi Raqq Timur dilaporkan saat terjadi pertempuran antara pasukan tank dengan pejuang dekat pusat kota Damaskus.

 

Pemberontak telah menguasai bendungan hidro-elektrik terbesar di Suriah dan melawan satuan tank dekat kota Damaskus, para aktivis mengatakan.

Klaim pada hari Senin tersebut muncul ketika oposisi memperbarui tawaran negosiasi tentang mundurnya Presiden Bashar al-Assad.

Serangan pemberontak pada bendungan Taqba, sebuah proyek besar Sungai Eufrat di provinsi Raqqa Timur diselesaikan oleh ayah Assad di era 1970-an, mungkin hanya sedikit berdampak kepada suplai kekuatan Suriah yang sudah melemah.

Para aktivis mengatakan bahwa pejuang oposisi telah bersiaga di sekitar bendungan tersebut pada hari sebelumnya.

“Bendungan tersebut dilindungi oleh sekelompok pasukan beserta banyak satuan intelijen. Para pemberontak bertempur dengan mereka dalam pertempuran sengit kemarin, kemudian menguasai dan menangkap beberapa pasukan,” disampaikan Abu Ziad Teif, aktivis oposisi yang terhubung dengan para pemberontak di area tersebut.

Sementara itu, pada hari Senin di Damaskus, masyarakat mengatakan bahwa pasukan Assad datang dengan tank-tank untuk mempertahankan area yang berada di timur pusat kota.

Jobar, wilayah tetangga Abbasid Square (Alun-Alun Abbasid), belakangan ini menjadi pusat pertempuran. Namun, para aktivis mengatakan kekuatan Assad terletak di pusat kota.

“Pertempuran sesungguhnya berada di Jobar,” seorang aktivis di Damaskus bernama Amer mengatakan. “Pemberontak nampak bergerak di sektor timur.”

“Tapi pusat kota Damaskus dijaga ketat dengan penghalang dan pengamanan diberlakukan di mana-mana; kami tidak bisa mengatakan bahwa mereka [para pemberontak] telah benar-benar menguasai pusat kota.”

Terhadap kemunduran pemerintah ini, Mouaz al-Khatib, pemimpin partai oposisi  – Koalisi Nasional Suriah, mengatakan bahwa ia belum mendapat tanggapan untuk tawarannya mendiskusikan penyerahan kekuatan pemerintah Assad, namun tawaran masih tetap berlaku, terlepas dari lewatnya tenggat waktu awal untuk merespon, yaitu hari Senin lalu.

“Rezim belum memberikan jawaban yang jelas dan jujur sejauh ini, yang mengakibatkan berlanjutnya kerusakan dan pertumpahan darah,” katanya.

”Sejauh ini belum ada jadwal pertemuan, dan belum ada kontak secara resmi dengan partai manapun.”

Didesak untuk merespon apakah tawarannya masih berlaku meski tenggat waktu terlewati, Khatib mengatakan: “ Kami masih menunggu respon pemerintah dan akan mempelajarinya.” (Ds/alj)