Kelompok pejuang Moro Islamic Liberation Front (MILF) menyatakan akan mengerahkan seluruh kekuatannya jika militer Filipina melakukan serangan terhadap kelompok pejuang yang berbasis di Filipina Selatan itu. Dalam pernyataannya, MILF mengancam, orang-orang Filipina akan kembali "terperangkap dalm lingkaran ketidakstabilan politik dan ekonomi yang tidak akan berakhir."
MILF mengeluarkan pernyataan itu setelah kepala angkatan bersenjata Filipina mengatakan bahwa kesempatan damai yang diberikan pemerintah Filipina untuk kelompok separatis sudah berakhir dan ia bersumpah akan memberangus kaum separatis yang melakukan serangan di dua kota di Filipina Selatan. Militer Filipina menuding komandan lapangan MILF, Abdullah Macapaar sebagai orang yang bertanggung jawab atas serangan ke dua kota di pesisir pantai selatan Filipina yang menyebabkan 34 orang-kebanyakan warga sipil- tewas, hari Senin kemarin.
Namun dalam wawancara di sebuah radio, Rabu (20/8), Macapaar menegaskan, para pejuang MILF sudah kehilangan kesabaran dengan proses perdamaian yang dilakukan dengan pemeirntah Filipina. "Kalau pemerintah mendeklarasikan perang habis-habisan, kami juga mendeklarasikan perang yang sama di Mindanao. Kami siap membunuh dan terbunuh. Kesabaran warga Muslim sudah habis, " tukas Macapaar.
Macapaar yang juga dikenal dengan nama Bravo juga mengatakan bahwa pasukannya tidak terlibat dengan serangan yang terjadi di provinsi Lanao del Norte yang terjadi hari Senin kemarin.
Bersamaan dengan penyataan MILF itu, terjadi pertempuran antara para pejuang MILF dan militer Filipina yang menyebabkan satu orang tentara Filipina cedera. Menurut juru bicara militer Filipina di wilayah itu, Mayor Armand Rao, tentaranya yang sedang berpatroli di kawasan Shariff Aguak, Mindanao diserang oleh sekitar 30 pejuang MILF. (ln/aljz)