PBB dan kelompok-kelompok hak asasi manusia dunia memperkirakan ada sekitar 1 juta sampai 2 juta orang yang ditahan dalam kamp yang diduga sebagai tempat penganiayaan tersebut. Sebagian besar dari mereka yang ditahan adalah etnis Muslim Uighur.
Sementara itu, China membantah tudingan dunia barat terkait Uighur. Bahkan China menegaskan isu tersebut hoaks.
“Penahanan massal di provinsi Xinjiang tidak ada hubungannya dengan hak asasi manusia, tidak ada hubungannya dengan agama dan tidak berbeda dengan tindakan anti-terorisme negara lain.” kata Duta Besar China untuk Australia, Cheng Jingye sebagaimana ditulis The Guardian.
Lebih lanjut Cheng mengatakan bahwa kamp-kamp yang selama ini diduga sebagai tempat penahanan, sebenarnya pusat-pusat pendidikan. Bangunan ini dibuat untuk deradikalisasi dan mengajarkan keterampilan kejuruan, termasuk pengetahuan hukum dan bahasa China.
“Saya pikir jumlah pesertanya dinamis. Beberapa dari mereka masuk, beberapa keluar,” jelasnya, menerangkan keadaan kamp tersebut. [cnbc]