Badan pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan bahwa ada kekurangan bantuan makanan, air dan medis di kamp-kamp yang sudah penuh sesak di bagian barat Myanmar pada saat gelombang baru kekerasan etnis dan sektarian menargetkan muslim Rohingya di negara ini.
“Hal ini mendesak untuk adanya penegakan hukum dan ketertiban dalam upaya mencegah kekerasan lebih lanjut dan membuat akses yang difasilitasi sehingga bantuan bisa diberikan kepada mereka yang membutuhkan,” kata lembaga itu dalam sebuah pernyataan pada hari Selasa kemarin (30/10).
Pernyataan itu juga mengatakan bahwa lebih dari 28.000 orang terpaksa melarikan diri dari rumah mereka bulan ini sebagai akibat dari kekerasan sektarian meningkat di negara itu.
Ribuan mayoritas Muslim Rohingya di negara bagian Rakhine berusaha berlindung di kamp-kamp pengungsian PBB dan sudah 75.000 orang yang terlantar akibat kekerasan sebelumnya yang meletus pada bulan Juni lalu.
“Dengan masuknya pengungsi baru, kamp-kamp ini sudah penuh sesak serta melampaui kapasitasnya, dan sangat kekurangan kebutuhan dasar seperti makanan dan air,” tambah lembaga itu.
“Harga makanan di daerah tersebut telah naik dua kali lipat, dan ada tidak cukup dokter untuk mengobati orang sakit serta terluka.”(fq/prtv)