Badan pengungsi PBB menyerukan negara-negara tetangga Myanmar untuk membuka perbatasan mereka kepada Muslim Rohingya yang melarikan diri dari pertumpahan berdarah sektarian di negara barat Rakhine.
Seruantersebut datang pada saat keprihatinan yang berkembang tentang nasib pencari suaka yang berlayar dalam perahu penuh sesak di Teluk Benggala dekat perbatasan tenggara Bangladesh dengan Myanmar. Tragedi perahu baru-baru ini telah menewaskan puluhan muslim Rohingya setelah setidaknya dua perahu pengungsi terbalik selama beberapa minggu terakhir.
“UNHCR menyerukan negara-negara di kawasan untuk memperkuat pembagian beban dalam menghadapi keadaan darurat kemanusiaan yang semakin tumbuh,” kata Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) dalam sebuah pernyataan Selasa kemarin (13/11).
“Sekitar 7.000 sampai 8.000 orang diperkirakan meninggalkan Teluk Benggala selama musim berlayar sebelumnya dari Oktober 2011 hingga Maret 2012. Ada kekhawatiran banyak lagi yang berlayar beberapa minggu mendatang, didorong oleh keputusasaan,” tambah lembaga itu.
Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia Navi Pillay sebelumnya telah mendesak pemerintah Myanmar untuk mengambil langkah yang diperlukan untuk pemberian hak warga muslim Rohingya sama dengan warga lainnya.
Dia juga meminta Myanmar untuk mengubah undang-undang yang ada untuk memungkinkan Rohingya menjadi warga negara.
“Langkah ini harus mencakup tinjauan hukum kewarganegaraan untuk memastikan bahwa muslim Rohingya memiliki akses yang sama seperti warga negara lainnya,” kata Pillay pada Forum Demokrasi di Bali Indonesia pada hari Jumat pekan lalu.(fq/prtv)