Ribuan warga Pakistan, yang memulai aksi “long march” dari kota timur Lahore, hari Minggu lalu, untuk memprotes keputusan pemerintah yang membuka kembali rute pasokan NATO ke Afghanistan, telah mencapai Islamabad.
Pada hari Senin kemarin (9/7), lebih dari 30.000 demonstran berkumpul di luar parlemen Pakistan dan meneriakkan “Matilah Amerika Serikat” dan slogan-slogan anti-AS, AFP melaporkan.
Pawai gerakan aksi protes ini diselenggarakan oleh Dewan Pertahanan Pakistan (DPC), sebuah aliansi dari 40 kelompok agama dan partai politik.
Ketua DPC Maulana Samiul Haq mengatakan kepada para pengunjuk rasa, “Long march ini adalah melawan perang salib dan Yahudi. Gerakan ini akan terus berlanjut dan kita sekarang akan fokus pada daerah dari mana pasokan pergi ke pasukan NATO di Afghanistan.”
“Kami sekarang akan menggelar long march dari Quetta ke Chaman pada 14-15 Juli dan Peshawar ke Torkham pada 16-17 Juli,” tegasnya.
Pada hari Minggu, ribuan aktivis DPC dan demonstran lainnya dari seluruh negeri melakukan konvoi menggunakan bus, truk, dan mobil dalam perjalanan sejauh 275 kilometer dari Lahore ke ibukota Islamabad.
Hafiz Muhammad Said, pemimpin Jamaat-ud-Dawa (JUD), sebuah badan amal Islam yang terkait dengan DPC, mengatakan pada hari Minggu, “Insya Allah, pawai ini akan menjadi tumpuan pertahanan sebenarnya dari rakyat Pakistan.”
Islamabad menutup perlintasan perbatasan yang digunakan untuk mentransfer pasokan NATO ke Afghanistan pada bulan November 2011, setelah 24 tentara Pakistan tewas dalam serangan udara pimpinan AS pada dua pos pemeriksaan di perbatasan Afghanistan.
Namun pada tanggal 4 Juli Islamabad setuju untuk membuka kembali penyeberangan perbatasan setelah Menlu AS Hillary Clinton mengatakan ia “menyesali kerugian yang diderita oleh militer Pakistan.”(fq/prtv)