Paus akhirnya menginjakkan kakinya di Turki. Menurut PM Turki Recep Erdogan usai bertemu dengan Paus Benediktus XVI di Ankara, Paus mendukung penuh langkah Turki untuk masuk ke dalam Uni Eropa. Ungkapan Paus ini, berbeda dengan sikapnya sebelum dinobatkan sebagai Paus tahun lalu, di mana ia termasuk orang yang menolak kehadiran Turki dalam komunitas Uni Eropa.
Alasan yang dikemukakannya saat itu adalah, perbedaan agama dan kebudayaan Turki dengan masyarakat Eropa. “Kami bukan politikus, tapi kami senang jika Turki bergabung dalam komunitas Uni Eropa,” ujar Paus kemarin.
Pembicaraan dan sikap Paus, dinilai sejumlah pengamat telah keluar dari wilayah misi yang harus diembannya dalam kunjungannya ke Turki. Sebab sebelum keberangkatannya, Paus mengatakan kunjungannya ke Turki sama sekali bukan kunjungan politik, melainkan tetap dalam wilayah agama.
Paus tiba di Ankara, Turki, kemarin sekaligus mengawali kunjungannya pertama kali ke sebuah negara mayoritas Islam, dua bulan setelah ia melontarkan pernyataan yang menyakitkan Muslim dunia terkait Nabi Muhammad saw. Ardogan menjemput Paus di pintu pesawat, berlainan dengan protokoler seharusnya bahwa ia akan menerima Paus di ruang penerimaan tamu bandara.
“Rakyat Turki akan memperlihatkan sikap menghormati tamu yang layak di Turki. Tentang rencana sekitar 25 ribu orang di Turki yang ingin berdemonstrasi menolak kunjungan Paus, menurut Erdogan hanya kelompok sampingan yang memiliki pandangan sempit,” katanya.
Sementara Paus mengatakan, “Kunjungan ini adalah dialog, persaudaraan, dan membangun komitmen saling pemahaman antar kebudayaan dan antar agama, untuk tujuan yang bermanfaat.”
Rencananya, Paus akan berkunjung ke Masjid Azraq di Istanbul sebagai masjid pertama yang ia kunjungi sejak diangkat sebagai Paus. Sebelum Paus Benediktus XVI, Paus Vatikan terdahulu juga pernah mengunjungi masjid saat datang ke Damaskus tahun 2001. Selain itu, Paus juga akan meletakkan karangan bunga di pemakaman Kamal Ataturk, pendiri Negara Turki Sekuler Modern.
Paus Benediktus XVI menyerukan kaum Kristen dan Islam melakukan dialog yang jujur bersandar pada kenyataan, menghormati perbedaan dan mengakui poin-poin kesamaan. Dalam kunjungannya di Turki beberapa hari ini, Paus mengatakan, “Cara paling baik untuk ditempuh adalah membangun dialog yang jujur antara pemeluk Kristen dan kaum Muslimin, dengan bersadar pada fakta, tumbuh dari keinginan yang tulus untuk saling mengetahui, saling menghormati perbedaan dan mengakui kesamaan antara keduanya.”
Paus juga mengatakan, “Kaum Kristen dan Islam harus melanjutkan dialog terbuka bahwa mereka mengimani Tuhan yang satu. Mereka juga harus sepakat tentang makna dan tujuan hidup.”(na-str/aljzr)