Pasukan Zionis Israel Gempur Pos-Pos Hamas di Kota Rafah

Empat aktivis Hamas luka-luka akibat serangan pasukan Zionis ke pos-pos Hamas di dekat kota Rafah, Minggu (27/1) malam. Dalam dua kali serangan, pasukan Zionis mengerahkan dua helikopter tempur jenis Apache dan pesawat tempur F-16.

Sejumlah saksi mata mengungkapkan, mesin-mesin pembunuh itu memborbardir dua pos milik sayap militer Hamas, Bridage al-Qassam di dekat kota Rafah, selatan Jalur Ghaza. Petugas medis di Rafah menyatakan, empat warga Palestina yang terluka akibat serangan itu dibawa ke Rumah Sakit Abu Yousef al-Najjar.

Sementara itu, Hamas menyatakan menolak jika kontrol perbatasan Rafah diserahkan pada otoritas Palestina. Juru bicara Hamas, Sami Abu Zuhri mengatakan, Hamas punya visi sendiri soal pengelolaan perbatasan Palestina dengan Mesir itu dan Hamas akan menjelaskan visinya itu pada pemerintah Mesir.

Sebelumnya, kepala biro politik Hamas Khalid Mishaal pada surat kabar al-Sharq al-Awsat meminta Mesir untuk membicarakan masalah kontrol perbatasan Rafah. Ia menyatakan bahwa kontrol perbatasan itu bisa dilakukan bersama-sama antara Mesir dan Palestina.

"Kita tidak perlu terikat dengan kesepakatan internasional yang ada. Sudah saatnya, kita mengubah bab ini seperti yang terjadi pada banyak hal yang telah disepakati, yang terbukti tidak adil, " ujar Mishaal dalam pengasingannya di Suriah.

Ia menyatakan, sepanjang masih ada Ghaza di Palestina dan Sinai di Mesir, kontrol perbatasan bisa dilakukan bersama-sama antara Mesir dan Palestina. Mishaal juga mendesak negara-negara Arab agar mendukung Mesir menentang Israel dan AS yang meminta agar perbatasan Rafah ditutup.

Mishal menegaskan, "Hamas tidak mau melepas tanggung jawab. Hamas ingin mempertahankan haknya sebagai otoritas yang dipilih oleh rakyat Palestina." (ln/presstv)