Kota Deraa Suriah, di mana pemberontakan menentang Presiden Bashar al-Assad meletus 15 bulan yang lalu, menjadi tempat pembantaian baru pada Sabtu kemarin (9/6)ketika diserbu oleh pasukan pemerintah yang menewaskan 17 orang, termasuk 10 wanita, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia melaporkan.
Pertempuran juga dilaporkan di Homs dan Damaskus, menewaskan sebanyak 44 warga sipil dan 25 orang tewas pada hari Jumat, kata kelompok itu, menunjukkan tidak ada pihak yang menghormati gencatan senjata yang didukung PBB.
“Kami tidak tidur sepanjang malam, situasi sangat berantakan, semua jenis ledakan terdengar dan bentrokan menggunakan senjata berat,” kata seorang warga Deraa yang menyebut dirinya Adnan, melalui Skype.
“Kami bisa mendengar ledakan dari roket yang menghantam di lingkungan terdekat. Jika kami sendiri takut, Anda dapat membayangkan bagaimana takutnya anak-anak kami. ”
Al Arabiya TV, Sabtu kemarin menyiarkan cuplikan live yang menampilkan ribuan warga di Deraa yang mengambil bagian dalam pemakaman korban yang tewas semalam.
Komunikasi mobile di kota itu telah diputus pada hari Sabtu pagi, Syams News Network (SNN) melaporkan.
Kematian di Daraa terjadi di tengah kecaman internasional terkait atas pembunuhan warga sipil pada hari Rabu lalu dalam serangan terhadap wilayah al-Qubair, sebuah pertanian Sunni di provinsi Hama yang dikelilingi oleh desa Alawit.
Lebih dari 13.500 orang tewas sejak pemberontakan meletus, menurut perkiraan Observatorium.(fq/aby)