Pasukan oposisi bergerak menuju Al-Qawalish, sebuah kota berjarak 50 kilometer (31 mil) barat daya dari Tripoli, dan berpenduduk 4.000 penduduk, yang menjadi benteng bagi Gadhafi sejak awal pemberontakan pada Februari.
Pasukan oposisi mulai melakukan serangan mereka sekitar pukul 07.00 am dari utara, barat, dan selatan. Di front barat, wartawan David Adams mengatakan pemberontak menggunakan peluncur granad, roket, dan dua tank Rusia serta sejumlah kendaraan lainnya.
Setelah mereka kehilangan kontrol atas kota itu, pasukan Gadhafi mulai menyerang pinggiran kota dengan roket. Setidaknya 12 tentara pemerintah tewas, enam luka-luka dan tujuh ditangkap, kata Adams.
Korban oposisi sedikitnya tujuh orang tewas dan 15 terluka, target berikutnya mereka menuju kota Al Assabiah, kata Adams.
Hassan Al-Jiwali, seorang pejuang oposisi dari Pegunungan Nafusa, mengatakan 50 orang yang setia kepada Gadhafi tewas dan 15 ditangkap dalam serangan itu.
Pertempuran meletus di pegunungan barat dalam beberapa pekan terakhir karena lebih dari empat bulan pertempuran telah gagal untuk menghasilkan kemenangan menentukan bagi kedua belah pihak.
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) bersama misi kemanusiaan mencapai wilayah pegunungan yang hancur, dan banyak orang sangat membutuhkan makanan. Sebuah pernyataan Program Pangan Dunia mengatakan pasar tidak berfungsi, karena bahan bakar yang terbatas dan uang tunai, dan layanan pokok seperti listrik dan air yang kurang di beberapa daerah.
Pasukan oposisi mengatakan mereka bergerak ke utara, lebih dekat ke ibukota di Laut Mediterania. Mereka bersiap-siap menuju ke kota Garyan, yang terletak di jalan raya utama ke Tripoli.
Pasukan NATO mengatakan akan melakukan pengiriman senjata lewat udara untuk mendukung pasukan oposisi yang berada di Brega. "Pemogokan ini akan membatasi kemampuan pasukan pro-Gadhafi untuk mengancam warga sipil Libya dan secara signifikan menurunkan dukungan logistik untuk kampanye Gadhafi di timur Libya," kata Letnan Jenderal Charles Bouchard. (mh/cnn)