Pasukan Mali menyerbu rumah-rumah di kota Gao, Mali utara, setelah terjadinya pertempuran yang dibantu pasukan Prancis melawan geriliyawan Islam di kota, dan mereka mulai berpatroli bersama dan berkeliaran di jalan-jalan kota.
Para Islamis diusir dari kota itu dua pekan yang lalu dalam serangan yang dilakukan oleh pasukan Perancis dan mali terhadap mereka. Tapi ada laporan bahwa mereka memasuki kota lagi dengan menggunakan kapal kayu menyeberangi Sungai Nigeria, dan kembali berkumpul di sebuah bangunan yang digunakan oleh markas polisi Islam.
Militer Prancis merasa bahwa mereka hanya ada puluhan militan yang terlibat dalam serangan yang berlangsung selama empat jam,dan itu menunjukkan seberapa besar kekuatan para pejuang Islamis yang mana bentrokan tidak berakhir kecuali setelah intervensi dari kendaraan lapis baja Prancis dan serangan helikopter mereka.
Pasukan mali dan Perancis telah kembali menguasai kota, dan keamanan telah diperketat setelah adanya dua serangan,kemudian patroli militer diintensifkan dan mereka membangun pos pemeriksaan keamanan.
Kelompok “Tauhid wa Jihad” di Afrika Barat telah mengaku bertanggung jawab atas pelaksanaan serangan hari Minggu, yang ditargetkan ke pasukan Mali di samping pemboman lainnya, sebagaimana yang di kabarkan “Agence France Presse.” AFP.
Badan ini mengutip pernyataan seorang juru bicara kelompok, Abu Walid Sohrowi Sabtu mengatakan, “Kami berkomitmen untuk mengimplementasikan lebih banyak serangan terhadap Perancis dan sekutu-sekutunya.” (zae/IT)