Pasukan Mahkamah Islam Bertekad Perjuangkan Berdirinya Negara Islam di Somalia

Pendukung Asosiasi Mahkamah Islam di Somalia menyatakan tekadnya untuk mendirikan negara Islam. Tekad itu mereka nyatakan seiring kemenangan mengusir pasukan Koalisi Perdamaian dan Anti Teroris dukungan AS dari seluruh kota Mogadishu dan sejumlah wilayah strategis.

Syaikh Syarif Ahmad, kepala Koalisi Mahkamah Islam di Mogadishu Selasa (6/6) mengatakan, “Kami akan terus berjuang sampai berdirinya negara Islam dan akan memperjuangkan Islam di bumi Somalia.”

Dalam keterangan persnya, Fuad Ahmad salah satu anggota milisi pro Mahkamah Islam mengatakan pada Reuters, “Ini adalah perjuangan Islam yang panjang. Dan akan terus dilakukan sampai semua wilayah Somalia bisa menjalani hukum syariat Islam.”

Ia menambahkan, “Kami siap mengorbankan darah kami, agar perjuangan ini bisa berhasil.”

Para tokoh pendukung Mahkamah Syariah Islam di Somalia mengakui pasukannya telah memperoleh kemenangan gemilang dan menguasai Jauhar, wilayah strategis yang semula menjadi basis pertahanan utama kelompok pro AS yang jaraknya sekitar 90 km dari Mogadishu. Salah satu komandan Milisi Syariah Islam, Seyad Muhammad, menyebutkan, pasukannya ada di desa Qalimui yang berjarak 20 km di sisi Selatan Jauhar. “Kami sedang menunggu perintah untuk segera menguasainya,” ujar Seyad.

Namun tampaknya perang belum akan berakhir. Dan pasukan koalisi dukungan AS juga tidak akan tinggal diam. Sejumlah sumber Somalia menyebutkan saat ini terdapat gelombang militer yang cukup besar dari arah Ethiopia, yang mendapat dukungan AS, guna menahan kemenangan pasukan Mahkamah Syariah. Hal ini juga dibenarkan oleh sejumlah pemimpin perang Koalisi Anti Teroris yang terdiri dari para gembong perang.

Mereka mengatakan pada Reuters, “Pendukung Mahkamah Syariah akan menguasai Jauhar, tapi peperangan akan berlangsung kapan saja.” Mereka juga menyebutkan pasukannya siap merebut kembali sejumlah wilayah yang telah direbut pasukan pro Mahkamah Syariah. “Kami siap melakukan peperangan merebut sejumlah wilayah di Mogadishu. Kami mempunyai kurang lebih 100 mobil perang,” ujarnya. (na-str/iol)