Pasukan Garda Revolusi Iran: Kami Siap Lakukan Operasi Bunuh Diri

Kepala Deputi Angkatan Laut Pasukan Garda Revolusi Iran mengancam, "jika dianggap penting" pasukannya siap melakukan operasi bunuh diri ke kawasan Teluk. Ancaman itu dilontarkan di tengah ketegangan antara Iran dan Amerika Serikat.

Brigadir Jenderal Ali Fahdavi mengatakan, pasukan Basij-bagian dari pasukan Garda Revolusi Iran masih mengingat peristiwa heroik yang dilakukan seorang anak laki-laki Iran berusia 13 tahun bernama Hassan Fahdimeh, saat ia melakukan serangan bunuh diri ke sebuah tank Irak pada masa perang Iran-Irak tahun 1980-1988.

"Jika dianggap perlu, kami akan memanfaatkan elemen untuk mencari para martir. Semangat ini mulai menggebu di kalangan pasukan Garda Revolusi, " tukas Fahdevi seperti dikutip kantor berita Fars.

Pasukan Basij memiliki sekitar 10 juta pasukan, di bawah komando langsung komandan pasukan Garda Revolusi Iran yang baru Jenderal Muhammad Ali Jaafari.

"Kerjasama antara Basij dan Garda Revolusi mulai membuahkan hasil, yang akan dimanifestasikan hanya jika musuh mencapai tingkat kebodohan dengan melakukan serangan ke tanah ini, " tegas Fahdevi.

"Mereka telah mengambil pelajaran dari Shahid Fahmideh. Situasi Teluk dan Selat Hormuz akan mengalami hal serupa, bahkan jika terjadi serangan kecil, dampaknya akan besar, " sambungnya.

Fahdavi kembali melontarkan ancamannya untuk memutus jalur distribusi minyak yang melalui Selat Hormuz. "Masa depan energi dunia ada di wilayah ini. Oleh sebab itu, posisi penting kawasan Teluk dan Selat Hormuz tidak bisa dibandingkan dengan wilayah manapun, " tandasnya.

Keberanian rakyat Iran untuk berkorban demi tanah airnya, memang sudah teruji pada saat perang Iran-Irak. Ribuan rakyat Iran bersedia menjadi sukarelawan untuk membersihkan ranjau.

Sementara itu, AS masih terus mengobarkan retorika perang terhadap Iran guna menghentikan program nuklir Negara Para Mullah itu. Presiden Bush beberapa waktu lalu menyatakan bahwa program nuklir Iran bisa meletupkan "Perang Dunia III" dan "Holocaust Nuklir. " Pekan kemarin, Gedung Putih mengumumkan sanksi baru pada Iran, yang merupakan sanksi terberat selama dekade belakangan ini. (ln/al-arby)